Masalahnya adalah (masalah) umumnya anak-anak, berebut kucing yang kerap lewat depan rumah kami. Anak saya kerap memberi makan,, tetapi anak tetangga mengaku ngaku itu kucing miliknya.
Sebagai penghuni lama, anak saya tidak terima, kemudian jengkel dan menyiram air ke teman sebaya.
Si ibu tidak terima anaknya basah kuyub, kemudian melabrak saya. Beruntung saya tak membalas sehingga tak ada perang antar orangtua (setelah antar anak).
Saya meminta maaf, dan akan menasehati anak saya.
Kompasianer, setelah kemarahan di minggu siang itu. Besoknya, lusanya, lusanya lagi, si ibu jadi lumayan jarang keluar rumah. Dan uniknya, sang suami justru kebalikan dengan istri. Kerap menyapa saya tanda akrab, saya balas dengan sikap semisal.
Kalau dipikir- pikir, apa untungnya orangtua ikut campur masalah anak-anak.Â
Kemarahan sesaat itu buntutnya panjang, merembet pada ketidakenakan yang lain.
Dan terhitung satu tahun waktu sewa habis, keluarga ini pindah tanpa pamit ke kami para tetangga. Persis seperti saat kedatangan yang juga tidak berkenalan.
So, ayah dan ibu jangan tersulut emosi saat anak berantem dengan sebaya.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H