Kemungkinan keberhasilan di bidang lain, masih terbuka di luar sana. Dan itu yang musti diperjuangkan.
Adik-adik, setelah kesedihan mulai mereda. Sebaiknya segera berpikir, langkah selanjutnya. Jadikan orangtua, sebagai tempat timbang saran.
Kalaupun ingin mencoba SBMPTN tahun depan, akan digunakan untuk apa waktu menunggu menuju ujian.
Apakah ingin bekerja, sembari menyiapkan ujian tahun berikutnya. Atau ingin kursus ini dan itu, sekali lagi bicarakan dengan orangtua.
-----
Kalau saya dulu memilih bekerja, sembari membawa buku di tempat pekerjaan. Ujian tahun kedua gagal lagi, saya sudah tidak terlalu sedih.
Akhirnya memutuskan mengambil kelas malam (di kampus swasta biaya terjangkau), tanpa meninggalkan pekerjaan.
Kuliah sambil bekerja memang tidak ringan, membagi waktu, tenaga, dan dana (pastinya) tentulah capeknya bertumpuk.
Tetapi saya meyakinkan diri, sudah banyak orang sebelumnya melakukan hal itu dan terbukti bisa.
Saya terinspirasi quote, "Pekerjaan berat yang setiap hari dikerjakan, lama kelamaan akan menjadi pekerjaan yang biasa."