Empat bulan sejak kelulusannya, pekerjaan sebagai cleaning service di resto siap saji didapatkan. Di bulan kedua, Hanafi mencari kost di kampung tak jauh dari Mall. Tak perlu keluar transport, bisa jalan kaki saat berangkat dan pulang kerja.
Awal --awal sebagai petugas kebersihan, dirinya berusaha menanggalkan ego. Segala pencapaian semasa sekolah, sudah tak ada gunanya diungkit. Berani merangkak dari nol menihilkan rasa malu, pun ketika suatu ketika mendapati kakak kelas (semasa SMA) tak sengaja jajan ke resto.
Prinsip dipegang dengan kuat, bahwa kelelahan ini ibarat anak tangga menuju kedewasaan dan keberhasilan. Bahwa saatnya meninggalkan masa remaja penuh canda tawa, menuju kehidupan yang sebenarnya.
Tetapi apa lacur, ujian tak mendapatkan THR membuatnya jatuh dalam kesedihan. Â Meski dalam hati disadari Hanafi, bahwa memang sedemikian terjal meniti jalan menuju kedewasaan.
---- Â Â Â
Ramadan memasuki hari ke duapuluh, suasana Mall bertambah ramai pengunjung. Termasuk resto tempat Hanafi bekerja, menjelang jam berbuka kursi penuh tak tersisa. Meski lapar haus bercampur lelah, tetapi sore itu ada yang membuat Nyes di hatinya.
Ketika setengah jam menjelang berbuka, lagu-lagu religi diperdengarkan di Mall dan salah satunya ada lagu Wudhu milik Group Bimbo. Sambil melayani konsumen, sambil mendengarkan lagu tersebut.
Hanafi begitu meresapi syairnya, tentang makna bersuci di lagu ini. Bahwa setiap urutan wudhu atau bersuci, ternyata mengandung maksud yang luar biasa. Ketika membasuh mulut, artinya menyucikan lidah dan ucapan, membasuh hidung artinya menyucikan penciuman.Â
Kemudian membasuh muka, ibarat menyucikan wajah dan penglihatan, membasuh lengan adalah menyucikan perbuatan. Membasuk rambut adalah menyucikan pikiran, membasuh telinga artinya menyucikan pendengaran. Membasuh kaki di bagian terakhir, seperti menyucikan langkah.
Entahlah, seperti ada kekuatan magis mengalir setelah mendengar lagu ini. Hanafi yang sehari sebelumnya dirundung sedih, mendadak bangkit dan bisa menyingkirkan pilu.
Betapa semua suka duka di dunia, hanya berlaku sementara. Cara menghilangkan kepedihan itu, adalah dengan berwudhu agar pikiran dan jiwa kembali suci. Kemudian melangkah bersujud, pasrah menyerahkan semua urusan kepada pemilik kehidupan.