Manusia dengan bekal akal pekerti, keberadaannya ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi. Bertugas memakmurkan bumi, menebarkan kebaikan untuk sesamanya. Maka jangan henti berjuang untuk tugas tersebut, agar diri bisa memberi kemanfaatan bagi sekeliling (meski kecil).
Alhamdulillah, Sholat Tarawih di Masjid Dengan 5 M
Sehari sebelum sidang isbat digelar, Pengurus Masjid di tempat saya tinggal tampak bersiap- siap. Sudah menyablon spanduk dan menyebarkan pamflet jadwal puasa, sembari menunggu keputusan dari Pemerintah. Dinding masjid tampak bersih dengan sapuan cat baru, beberapa bagian Masjid diperbaiki.
Maka ketika pengumuman yang ditunggu tersiar di media, segera kesibukan kecil terjadi di tempat ibadah sebagian besar warga. Yang paling menonjol, adalah penampilan teras yang malam itu begitu manglingi.
Malam menjelang sholat isya diadakan, lampu berkelap-kelip menyala warna-warni di pagar lantai atas Masjid. Di dinding  lantai bawah terbentang spanduk, berisi daftar kegiatan yang bakal diadakan sepanjang Ramadan.
Sungguh bahagia di hati ini mendadak bermekaran, mendapati suasana Ramadan yang dikangeni hadir kembali. Setelah Ramadan tahun lalu terpaksa absen, akibat larangan menyelenggarakan tarawih di Masjid.
Alhamdulillah, malam itu saya bisa ikut berjamaah tarawih  di Masjid. Setelah Ramadan tahun lalu, mengerjakan tarawih  di rumah bareng keluarga kecil. Dan dengan anak lanang, si ayah bergantian menjadi imam.  Tarawih di hari pertama ini memang berbeda, tetapi suasana ini membuat Nyeees di kalbu.
Sebelum berangkat ke Masjid, pengurus RT menyampaikan pengumuman melalui WA Group. Kemudian dari mimbar masjid, pengumuman yang sama (di WA Group ) diulangi lagi. Bahwa Tarawih di masjid dengan menerapkan 5 M, sehingga sayapun menuruti ketentuan tersebut.
Yang 3 M sih saya sudah sangat familiar, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak. Â Dalam rangka tarawih ditambah 2 M (ini saya baru tahu), yaitu mengambil air wudhu dari rumah masing masing, dan membawa sajadah sendiri-sendiri.
Dan malam itu kapasitas jamaah dibatasi separuh saja, yang tidak kebagian tempat disarankan sholat tarawih di Mushola yang ada di perumahan kami juga. Dengan pembagian seperti ini, maka diharapkan tidak menumpuk di satu tempat.
Sebagai jamaah, tentu kami menyambut dan mematuhi syarat tersebut. Agar Ramadan tahun ini, kami bisa melewati dengan memperbanyak ibadah. Bukankah di setiap masalah tersedia jalan keluar, begitu hukum alam memberlakukan. Maka kita tidak boleh kalah dengan pandemi, karena pasti tersedia solusi untuk menangani.Â