Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertransaksi dengan Kehidupan

28 Maret 2021   20:35 Diperbarui: 28 Maret 2021   20:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer pasti sepakat, bahwa setiap manusia akan menempuh jalan hidup sendiri- sendiri. Mendapat jatah onak badai dilalui, lengkap dengan segala pahit dan manisnya kehidupan. Mendapat jalanan menanjak dan menurun, sesuai bagian yang telah ditentukan semesta.

Sunatullah bekerja begitu sempurna, bahwa semua yang dihadirkan tak lain demi kebaikan manusia. Bahwa semua berlangsung atas ijin-Nya, pun sehelai daun yang lepas dari tangkainya juga atas sepengetahuan-Nya. Termasuk wabah yang sedang kita hadapi.

Terhitung tahun ini tahun kedua berlangsung pandemi. (sebagian) Kita mulai merasakan kegelisahan, dihinggapi kekhawatiran akan hari-hari mendatang. Kita seperti berada di persimpangan, dibuat limbung menentukan arah perjalanan.

Dua belas bulan terakhir, ruang gerak menjadi sedemikian terbatas. Kesempatan bersosialisasi dan mengeksplor diri tak seleluasa sebelumnya. Dan hal sedemikian jamak dirasakan semua orang, ibarat memasuki kabut dengan jarak pandang terbatas.

Banyak di antara kita dirumahkan dari tempat pekerjaan, kehilangan mata pencaharian nafkah. Sumber pendapatan  dipangkas, mempengaruhi seretnya roda perekonomian rumah tangga.  

Sementara kewajiban membayar ini dan itu musti tetap ditunaikan, sementara anak masih tetap bersekolah. Sungguh ujian kesabaran ini tidak bisa dibilang ringan.

Kondisi sedemikian pelik, di satu sisi bisa dijadikan kawah penggemblengan jiwa raga. Bahwa dalam ketidakpastian, terbuka kesempatan mengasah dan mengenal jati diri.

Ya, keadaan memang sedang tidak mudah. Tetapi menyatakan menyerah dan kalah, bukanlah sikap yang ideal dan bijaksana. Keadaan memang sedang serba susah, tetapi tidak berani menghadapi adalah kesalahan fatal.

Maka, apapun cuaca yang sedang terjadi, show must go on. Kehidupan musti terus berjalan, dan kita ikuti saja arus yang sedang dilewati.

-------

sumber | nu.or.id
sumber | nu.or.id
Tercatat dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah berkisah tentang tiga orang pria di masa pra-Islam sedang terjebak dalam sebuah gua.

Bermula dari ketiganya kehujanan dan berteduh di gua, tiba-tiba sebongkah batu besar jatuh dan menutup mulut gua. Sontak ketiganya berupaya menggeser batu, namun apa daya kekuatan tak sebanding dengan beratnya batu. Merasa terdesak, salah seorang dari mereka berinisiatif. Masing-masing mengingat amal baik tulus dilakukan karena Alloh. Melalui amal baik dijadikan perantara doa, semoga Alloh memberi jalan keluar.

Orang pertama mengadu kepada Allah, bahwa mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut. Selain itu juga mempunyai istri dan beberapa anak masih kecil. Lelaki penggembala ternak, setiap pulang membawa susu perahan. Selalu didahulukan kedua orang tua untuk meminum, baru kemudian anak-anak dan istri.

Pernah suatu sore pulang sangat terlambat, mendapati kedua orang tua sudah tertidur pulas. Susu perahan itu ditahan sampai dua orangtua bangun, meskipun anak-anak merengek minta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan dijalankan dengan sepenuh hati, berlangsung hingga terbit fajar.

Doa tersebut terkabul, Allah SWT membuka celah lubang gua tersebut. Namun belum bisa dilewati untuk keluar.

Kemudian ganti orang kedua, menyampaikan jatuh cinta kepada putri pamannya. Suatu ketika pernah mengajak berzina tetapi ditolak, hingga sang lelaki bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar untuk diberikan keponakan.

Setelah uang terkumpul lalu diserahkan dan siap menggauli, si perempuan berkata "Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu."

Maka si lelaki bangkit dan meninggalkan perempuan, kemudian Allah SWT membukakan sedikit celah lagi untuk mereka bertiga. Tapi lagi-lagi belum bisa keluar dari dalam gua.

Giliran orang ketiga memanjatkan doa, dulu pernah menyuruh seseorang mengerjakan sawahku dengan sistem bagi hasil. Setelah selesai pekerjaan, sang pekerja meminta diberikan haknya tetapi lelaki sangat jengkel. Maka sawah dikerjakan sendiri, hasilnya bisa digunakan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji penggembalanya.

Selang berapa waktu orang yang tidak diberi haknya datang, mengatakan 'Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zalim terhadap hak orang lain!' Lalu dijawab si lelaki 'Pergilah ke sapi-sapi dan para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu!'

Orang tersebut menjawab, 'Takutlah kepada Allah dan jangan mengejekku!' Kemudian dijawab lagi 'Sungguh aku tidak bermaksud mengejekmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu!'  Maka batu besar bergeser dan ketiga lelaki bisa keluar dari dalam gua.

Hadits ini mengungkap pesan. doa yang disertai amal saleh ternyata memiliki faedah nyata.

Bertansaksi dengan Kehidupan

Terbersit di benak saya bahwa hidup ini bisa diibaratkan jual beli. Kalau kata orang Betawi "Lu Jual Gue Beli", bisa jadi hidup semisal bertransaksi. Apa yang diupayakan seseorang, hasilnya akan kembali ke orang tersebut.

Di masa sulit seperti sekarang, bisa dijadikan peluang untuk membuat transaksi dengan kehidupan. Sehingga bisa menjadi alasan Sang Khaliq meluluskan munajat, pada kaum yang berpikir kaum yang menabur kebaikan.

Manusia dianugerahi akal pekerti, menjadi modal untuk meniti onak badai. Sehingga langkah itu terarah, demi mencetak transaksi kebaikan.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun