Pekan ini Ketapels merealisasikan acara Khitanan anak dhuafa, kejasama dengan Rumah Sunat dr Mahdian didukung Komunitas Semut Kecil. Kegiatan ini diselenggarakan, dalam rangkaian 5 tahun terbentuknya Ketapels.
Sebagai salah satu admin saya menyadari, bahwa kolaborasi lintas pemangku kepentingan sangat diperlukan. Agar bisa berbagi tugas dan peran, sehingga kemungkinan terealisasi kegiatan semakin besar.
Termasuk acara Ketapels Khitanan Anak Dhufa ini, team Komunitas Semut Kecil bertugas mengkoordinasi anak-anak yang dikhitan. Ketapels dan Semut Kecil bekerja sama, mencari donatur untuk memperlancar pengadaan segala keperluan kegiatan.
Mendekati hari yang ditunggu-tunggu, akhirnya kami mendapatkan donatur untuk isi goody bag berupa snack, baju muslim anak dan lima amplop beserta isinya -- Alhamdulillah.
Sementara itu untuk dua kendaraan, snack kotak untuk sarapan (sebelum berangkat) dan makan siang sudah tersedia. Pagi di hari sabtu team khitanan Anak Dhuafa siap menuju lokasi.
Hujan semalaman mengguyur Jabodetabek, meninggalkan jejak banjir di beberapa titik strategis. Termasuk Tangerang lokasi Klinik Sunat yang akan kami tuju. Dua mobil berangkat dari daerah Rempoa, terpaksa memutar setelah jalan Tol ditutup.
Menjelang Alam Sutera terjadi kemacetan, pasalnya banjir setinggi betis musti diterjang. Beberapa motor kesulitan menerjang genangan, terpaksa didorong karena mogok akibat knalpot terendam air.
Segala drama keberangkatan berhasil dilewati, meskipun konsekwensinya sampai tujuan satu jam lebih lambat. Kami disambut team Rumah Sunat dr Mahdian, di Ruko Modern Land Tangerang. Dan  ada yang membuat anak-anak antusias, adalah ada ruang bermain di pojok tempat reservasi.
Bersamaan itu ada dua pasien sunat dewasa, tampak menunggu giliran untuk dipanggil. Jujur saya baru sekali ini, menemui orang dewasa (usia 25 th-nan) baru dikhitan.
Menurut  petugas di ruang pendaftaran, bahwa Rumah Sunat ini menggunakan metode klem.  Proses sunat hanya sepuluh menit, dan uniknya adalah tanpa jahit, tanpa perban, tanpa jarum suntik dan minim pendarahan. So, anak-anak jadi lebih tenang.
Maka saya dibuat takjub, ketika melihat anak anak langsung memakai celana selepas disunat. Bahkan ada satu anak berjalan dengan santai, ayunan langkahnya seperti tidak baru saja disunat. Kami yang melihat dibuat tersenyum, melihat ulah anak-anak yang menggemaskan.
Kompasianers, sebagai muslim kita paham bahwa berkhitan hukumnya wajib bagi laki-laki. Dari sisi kesehatan, manfaat khitan ternyata banyak. Yaitu menjaga kebersihan penis, menghindari penumpukan smegma/ kotoran. Membantu menurunkan risiko HIV hingga 50%, mencegah risiko terjadinya infeksi ginjal dan kandung kemih. Kemudian menghindari kanker porstat, serta menghilangkan bau tak sedap di kepala penis.
Sungguh betapa berbagi bahagia itu menularkan kebahagiaan. Teman Kompasianer sekiranya ingin mensupport kegiatan Ketapels, kami membuka lebar-lebar kesempatan tersebut. Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H