"Duuuh, pengin makan aja ribet amat yak"
Bagi pemula diet, sangat mungkin kalimat barusan sempat terucap atau terbersit di benak. Pasalnya saat menjalaninya, kebebasan menikmati aneka makanan tiba-tiba"dirampas". Â Pelaku diet lazimnya, berhadapan dengan aturan yang (bisa dibilang) cukup ribet. Saya masih ingat ketika memulai diet dan berhadapan dengan ahli nutrisi, disodorkan daftar asupan yang musti distop atau dikonsumsi.
Minuman bersoda atau minuman dalam kemasan dengan warna-wani menarik hati, musti diganti dengan air putih. Kemudian asupan  yang diolah dengan bahan yang manis-manis juga dihindari, disebutkan beberapa seperti kue, cake, cokelat, martabak manis, minuman manis, dll.
Dan  yang cukup memberatkan saya adalah gorengan, langsung terbayang abang langganan di dekat warung pecel lele. Gorengan bakwannya bagi saya enak banget, kemudian ada tempe ditepungin, tahu isi, risol, yang notabene sebagian besar menjadi kegemaran saya.
Saya yang (kala itu) pemula diet berusaha keras, mematuhi anjuran sang nutritionis. Meski tak jarang harus berperang dengan diri sendiri, melawan keinginan menyantap aneka makanan pantangan. Awalnya  memang merasa tersiksa,  tetapi setelah dipikir panjang ujungnya adalah demi kebaikan diri sendiri juga.  Kalau sudah berpikir tentang goal hendak dicapai, semangat menjalankan diet seketika kembali membara.
Jatuh bangun dalam menjalankan diet saya alami, tak ubahnya seperti jatuh bangun memperjuangkan apapun dalam kehidupan. Konsistensi memegang peranan penting, agar niat hidup sehat tidak mudah melenceng dari jalannya.
Kompasianers tentu ingin sehat pastinya. Memiliki daya tahan tubuh yang baik, memiliki metabolisme tubuh yang baik, memiliki kondisi tubuh yang ideal. Dan untuk pencapaian -- pencapaian tersebut, tidak bisa diraih hanya dengan usaha yang setengah setengah. Memotivasi diri (untuk kebaikan) bukan pekerjaan mudah, betapa sering kita tergoda dengan hal-hal yang kesannya enak. Sementara kunci keberhasilan adalah mengelola diri sendiri. Maka sangat penting berada di lingkaran orang-orang yang mendukung, agar tujuan hidup sehat bisa dicapai.
Diet Itu Ribet? Ternyata Ini Sebabnya!
Saya menemukan chanel youtube sangat inspiratif, setiap episodenya membahas seputar diet dengan cara menyenangkan. Meski namanya diet kenyang, tetap saja tidak bisa sembarang asupan bisa dikonsumsi. Â Kompasianer yang masa remajanya di tahun 2000-an, mungkin tidak asing dengan nama Dewi Hughes. Presenter beberapa acara televisi, di awal kemunculannya terkenal dengan tubuh tambunnya. Diakui sendiri bobotnya pernah menyentuh 150 kg, dan kini menyusut menjadi 59 kg dalam 15 bulan.
E'tapi saya menyepakati kalimat Hughes, bahwa ribet atau tidak itu sebenarnya bermula dari mindset. Seorang yang punya motivasi menjadi juara (misal badminton), sesi latihan yang menguras energi dengan sukarela pasti akan dijalani. Meski kerap jatuh dan kepleset saat menangkis serangan, tak bakal menyurutkan tekad yang kadung membaja. Semua aspek yang mendukung untuk meraih pencapaian, niscaya akan dilakukan dengan sepenuh hati.
Pun dengan diet. Bagi pelaku yang memegang motivasi kuat, maka keribetan dianggap sesuatu yang wajar. Karena mindset- nya sudah terbentuk, sehingga setiap kerepotan tak menyurutkan tekadnya. Saya terkesan cara Hughes menjelaskan, disambi membuat juice yang mix dari beberapa buah. Perempuan kelahiran Bali ini tampak begitu menikmati, sehingga proses yang terkesan ribet menjadi terasa asyik.