------
Selepas kunjungan dari Ponpes, "curcol" pengasuh seperti teringiang di benak. Saya kepikiran terus, ingin bisa membantu meringankan biaya sewa lahan Ponpes. Kalaupun tidak bisa membayar sejumlah dana dibutuhan, setidaknya membantu semampunya saja. Saya ingat, masih menyimpan keyboard gaming kondisinya mash bagus(baru terpakai sebentar). Barang ini saya dapat, dari job menulis yang kemudian dibayar dengan produk. Maka dari pada mubadzir (kebetulan anak saya tidak suka gaming), lebih baik dijual dan hasilnya diserahkan ke Ponpes.
Setelah keyboard di foto, saya post status di facebook perihal penjualan Keyboard sekaligus peruntukkannya. Satu hari, dua hari, tiga hari sampai seminggu, tidak ada yang merespon status tersebut.  Saya pasrah dan siap, kalau ternyata tidak ada yang berminat. Saya menganggap, belum rejeki Pondok Pesantren.
Ketika mulai melupakan penjualan keyboard gaming, tiba-tiba ada pesan masuk inbox dari akun yang belum berteman dengan saya. Menanyakan apakah keyboard sudah laku, dan pemilik akun berminat membeli.
Saya tidak ragu dengan JNE, secara pribadi punya pengalaman cukup lama. Sejak  istri memulai usaha kecil-kecilan di tahun 2014,  sudah menjadi pelanggan setia JNE (artikel di SINI) . Dari agen menginput data secara manual, sampai sekarang input secara digital. Sejauh pengalaman kami rasakan, pelayanan JNE cukup memuaskan. Sehingga tidak ada alasan berpaling, pindah ke jasa pengiriman yang lain.
Pengiriman keyboard dari Tangsel ke Karawang, hanya 24 ribu untuk pengiriman sehari sampai. Harga yang sangat terjangkau kan. Coba kalau diantar sendiri, pasti tidak nutup untuk beli bensin, belum capeknya, belum makannya ---hehehe, bener kan. O'ya, saat input data, petugas di agen pasti bertanya isi paket yang dikirim. So, kita musti menjawab dengan jujur yes.
Tepat sehari setelah paket dikirim, konsumen mengirim pesan bahwa barang diterima dengan baik. Setelah keyboard dipasang di laptopnya, masih berfungsi sangat baik. Pembeli yang masih kuliah semester tujuh, merasa senang dan semakin semangat mengerjakan tugas kampus. Sembari titip salam kepada anak-anak Pondok, semoga semangat belajar dan mengaji. Â
Saya tahu, bahwa uang hasil penjualan keyboard masih sangat jauh dari cukup, untuk menalangi biaya sewa lahan Ponpes. Bisa dikatakan, hanya seujung kuku dari kebutuhan Ponpes. Tetapi saya menyaksikan senyum bahagia, ibu pengasuh Ponpes ketika menerima donasi tak seberapa itu. Selepas donasi dari penjualan keyboard, saya masih mengupayakan cara lain untuk membantu Pondok. Semoga banyak pihak tergerak hati, mengulurkan tangan untuk keberlangsungan Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa. Â