Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

[Renungan Hari Ayah] Ayah, Jangan Celakai Buah Hatimu!

12 November 2020   11:24 Diperbarui: 13 November 2020   05:18 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi fakta saya dapati, para orangtua di sekitar (termasuk saya) tersulut kesal dan berantem dengan anak gara-gara games. Itu baru satu contoh, kalau mau masih banyak contoh lain perihal "ketidaktahuan" ayah.

Kalau hal tersebut diulang-ulang, maka membuat taqdib (hal- hal yang membangun adab) ditinggalkan. Kalau anak menjauh dari taqdib, maka tinggal menunggu waktu bahwa kerusakan akan tiba.

Yang terjadi konflik anak dan orangtua, bahkan ada anak dan ayah seperti bermusuhan. Lagi-lagi karena ketidaktahuan, ayah memberi hukuman ke anak tetapi salah target. Kemarahan yang maunya untuk perbaikan adab, tetapi kemarahan itu sekedar untuk memuaskan amarah kejengkelan hatinya.

Ayah Jangan Celakai Buah Hatimu!

Ahli ilmu dalam islam menyampaikan, bahwa pelajar dalam proses belajarnya semestinya dilingkupi situasi yang sederhana (karena ini terkait sikap dan adab). Kalau diumbar dengan aneka fasilitas yang tidak menyiksa anak, maka esensi pencarian ilmu akan menjadi bias.

Ada istilah yang dinamakan usia Rusda, adalah kapan umur anak bisa punya fasilitas. Karena kalau dibebaskan, maka seperti diumbar syahwatnya (nafsu dalam kebendaan). Kita para ayah musti berhati-hati memfasilitasi, seperti kuda yang dikasih tali kekang.

Tali kekang tadi yang mengendalikan syahwat kuda, melalui tarikan tali kekang kudah paham maksud tuannya (berjalan kanan, kiri, belok). Kepada anak juga demikian.

------

dokpri
dokpri

Laki- laki adalah qowwam (pemimpin) bagi perempuan, dikarenakan Alloh memberikan kelebihan sebagian atas yang lain dikarenakan lelaki menafkahkan sebagian hartanya. (Quran surah An Nisa ; 34) 

Ayah, kalau di atas saya membahas tentang "kerusakan" anak penyebabnya para ayah. Maka jangan kecil hati, bahwa kebaikan anak sumbernya juga dari ayah.

Cara menumbuhkan kebaikan pada diri anak, tidak lain dengan keteladanan sang ayah. Ayah musti menunjukkan dirinya sebagai qowwam, sehingga aura qowammah (jiwa kepemimpinan) itu terasa pada anak-anak yang kemudian akan dicontohnya. Ayah yang memberi persembahan terbaik (harta halal), kepada istri dan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun