Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ayah, Jangan Biarkan Jiwa Qowamah Itu Hilang!

8 November 2020   08:08 Diperbarui: 8 November 2020   22:59 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah pada suatu waktu, tiba-tiba saya mendapati Inbox dari teman lama (sebut saja  Z). Melalui obrolan online itu, saya mencium aroma dan menarik kesimpulan ada masalah tentang hubungan Z dengan sang istri.

Saya memposisikan diri sebagai "pendengar" saja, tidak memberi masukan apalagi nasehat karena memang teman ini (sepertinya) butuh pelampiasan kesal saja.

Kemudian pada kesempatan berikutnya, (tanpa sengaja) dari sumber lain (baca teman) saya mendengar alasan di balik kondisi rumah tangga Z.

Bahwa pria nelangsa ini, tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya (sebagai tulang punggung) di rumah tangga.

Si istri yang mengambil peran bekerja keras, menanggung dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Keadaan demikian berlangsung dalam waktu panjang, secara perlahan terjadi pergeseran peran.

Nyaris semua keputusan penting di rumah tersebut, tergantung kepada keputusan sang istri.

Mulai dari menyekolahkan anak, membeli kendaraan bermotor dan sebagainya.

Keadaan demikian (mau tak mau) tidak bisa ditutupi di depan mata buah hati, sehingga anak-anak bisa mengambil kesimpulan sendiri.

Sementara si suami tidak tumbuh kepekaan dan merasa nyaman, padahal istri sudah terang-terangan menyampaikan bahwa keadaan tersebut tidak sehat.

Hingga akhirnya sampai pada puncaknya, pria bertubuh gempal ini "tidak dianggap" oleh istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun