Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Bahagia Itu Menularkan Kebahagiaan

16 Agustus 2020   17:21 Diperbarui: 17 Agustus 2020   06:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari kemarin (Jumat, sabtu), saya  bergabung di kegiatan Ketapels Berbagi. Kegiatan komunitas, yang sudah berjalan sejak bulan februari.

Berbagi nasi bungkus kepada kaum dhuafa rentan, dimotori buyang Ngesti Setyo Murni. Beliau Kompasianer senior, pernah dua kali masuk nominasi Best in Spesific interest Kompasianival.

O'ya, yang belum familiar dengan Ketapels.

Ketapels adalah komunitas Kompasianer Tangerang Selatan Plus. Teman --teman yang tinggal di Tangsel dan sekitarnya, monggo bisa bergabung.

Silakan dikepoin Instagram, facebook dan twitter search saja "Ketapels". Jangan lupa follow, untuk update kegiatan Komunitas.

Balik ke donasi

Awal kegiatan berbagi nasi bungkus, menyasar ke pekerja di jalan (pengamen, pemulung, tukang parkir, pedangan keliling dan lain sebagainya).

Tetapi atas usul salah satu Teman Ketapels, kemudian sasaran donasi digeser ke kaum dhuafa rentan di daerah Pamulang.

Pertimbangan kala itu, kaum rentan ini butuh perhatian lebih. Mengingat mereka sudah tidak produktif, hidupnya tergantung kepada anak atau orang lain.

Dan buyang Ngesti berkenan mengkoordinir, dengan menitip kepada pemilik warung untuk sekaligus diminta tolong mendistribusikan.

Maka sejak dialihkan sasaran, saya tidak bisa turun secara langsung, mengingat lokasi distribusi nasi bungkus jauh dari tempat tinggal.

Dan minggu kedua bulan Agustus, kebetulan saya ada waktu luang, dan diniatkan ikut memberi donasi.

Sekalian membuatkan vlog, ditayangkan di akun Ketapels (tautan video di bagian akhir artikel).

----

Jumat pagi jam sepuluh, sesuai janji saya tiba di kediaman buyang Ngesti. Setelah motor diparkir, langsung menuju warung bu Giyo.

Ibu warung ini sangat berbaik hati, selain memasak dan mempersiapkan paket nasbung, beliau juga berkenan membagikan.

Ibu tiga anak (satu bekerja, dua kuliah) ini sangat gesit, semenjak sang suami berpulang satu setengah tahun silam langsung mengambil alih tanggung jawab.

Saya melihat sendiri, bagaimana pagi itu bu Giyo cekatan menyiapkan nasi bungkus, disambi mengisi perut dengan nasi jagung.

"Ya, kayak gini om, musti disambi biar kelar semua" ujarnya dengan bahasa jawa halus.

Saya dan buyang menunggu, sampai semua nasi bungkus siap diantar dan kami ikut serta.

"Tapi saya nggak usah difoto Om" pesannya.

dokpri
dokpri
Kalau mau berhitung angka, donasi dari Ketapels sebenarnya tidak terlalu banyak. Dana dari donatur, baik Teman Ketapels dan Kompasianer atau kenalan.

Namun yang membuat saya antusias, adalah semangat teman teman untuk berbagi meski sedikit. Karena dari yang sedikit ini, kalau rutin dan ditekuni akan membentuk karakter.

Bagi saya kebaikan sekecil apapun, musti dipupuk dan sebisa mungkin dibuat ajek. Meskipun pasti ada tantangan, tetapi justru tantanganlah yang melahirkan kekokohan mental.

Berbagi Bahagia itu Menularkan Kebahagiaan

dokpri
dokpri
Menurut tausiyah pernah saya simak, orang dengan sikap dewasa ditandai pergeseran prioritas dalam mengambil sikap dan tindakan.

Apa yang dikerjakan, sudah bukan lagi tentang diri sendiri (egois), tetapi sudah tentang kita dan tentang mereka.

Orang dengan sikap dewasa, bukan dilihat dari bilangan umur, tetapi cara berpikirnya tentang kemanfaatan dirinya untuk orang lain.  

Kalimat penceramah yang saya simak kala itu, seperti oase di padang gersang. Apalagi saya, usianya sudah di atas empat puluh tahun.

Rasanya separuh perjalanan hidup ditempuh, sisa umur yang rahasia ini musti digunakan sebaik-baiknya.

Satu kalimat "Khairunnas Anfa Uhum Linnas" (sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya untuk orang lain), menjadi pegangan saya.

Yes, akhirnya saya, buyang Ngesti dan Bu Giyo sampai di kampung Lamtoro di Pamulang Timur. Menyusuri jalanan, dengan kanan kiri bangunan rumah kontrakan.

dokpri
dokpri
Bu Giyo menjadi pemandu, begitu hapal dan kenal warga sekitar. Sehingga sangat paham, rumah mana yang akan dituju.

Beberapa rumah, dihuni orang sepuh (usia di atas 60 tahun) tinggal bersama anaknya , yang juga butuh uluran tangan.

Kami sempat dibuat sangat terharu, ketika mendapati nenek duduk di teras dan sarapan nasi putih hanya dicampur garam -- Ya Alloh, sedih banget saya.

dokpri
dokpri
Ada nenek 90 tahun mengingatkan pada (almarhumah) nenek saya, tampak sehat karena konon pintar mengelola hati dan pikiran.

Ada seorang nenek yang tampak kepayahan, berusaha bangkit dari kasur dan menyambut kami dengan wajah senang.

Bu Giyo benar-benar sangat gesit, saya dan buyang kewalahan mengikuti langkahnya. Tak sampai satu jam, nasi bungkus di dua tas plastik merah ludes.

----

Kompasianer, para nenek yang kami datangi memang beraneka ragam. Tetapi saya perhatikan, ternyata ada satu hal yang seragam.

Meski sedang dalam kondisi kepayahan, tetapi air muka berbinar dan senyum itu memancarkan ketulusan. Bibirnya yang keriput, mengucapkan kalimat "Terima Kasih".

Saya memutar ulang video dibuat, melihat kebahagiaan di binar wajah itu, seperti menularkan kebahagiaan di hati ini.

Saya pikir pikir, apa warisan yang bisa kita tinggalkan untuk orang lain agar bisa bermanfaat, kecuali kebaikan. 

Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun