Regenerasi di komunitas, pada umumnya susah susah gampang (susahnya dua kali yes). Apalagi mencari pengurus Komunitas, ibarat diajak kerja sosial dengan tidak berhitung benefit secara finansial.
Saya mengalami hal demikian, sejak berkomunitas di Kompasiana tahun 2015.
Pada kali pertama diamanahi menjadi ketua Ketapels (Kompasianer Tangsel Plus), sebenarnya saya tidak begitu saja meng-iya-kan.
Pengurus lama (terutama Ketua terdahulu) tidak patah arang, dengan setengah memaksa memproklamirkan nama saya sebagai ketua baru di WAG Ketapels.
Apa boleh buat- hehehe.
Toh akhirnya saya terima juga kesempatan tersebut, sembari meluruskan niat dan memikirkan mau apa saya di Ketapels.
-------
Awal berkomunitas (2015) di Kompasiana, kala itu saya menggawangi Komik (Kompasianer Movie enthus(I)ast Klub).Â
Mula-mula bersama (salah satu) admin Kompasiana (sekarang sudah resign), berikutnya sempat sendiri di Komik. Kemudian sesekali, dibantu oleh admin Kompasiana pengganti yang resign.
Tahun 2017 masuk Kompasianer Dewi Puspa (sekarang Ketua Komik) dan Dina Mardiana, dan membuat Komik menjadi cukup aktif berkegiatan.
Saya bersama Dina Mardiana (mantan admin, sekarang bekerja di Paris Prancis), menjajaki kerjasama dengan beberapa partner (dan diapproval).
Kemudian tahun 2019, saya sempat ada di dua Komunitas. Yaitu Komik (tidak terlalu aktif) dan Ketaples, pun masih belum terlalu focus.
Baru di tahun 2020 di Ketapels saja, strategi yang sama di Komik diterapkan di Komunitas Kompasianer Tangsel Plus ini.
Awal tahun 2020 digelar "Sehat Bersama Ketapels", acara diadakan di Taman Kota Tangsel dan disupport brand buah (kebetulan saya member di WAG brand ini).
Dan siapa nyana kegiatan ini menjadi pemantik, untuk kegiatan-kegiatan berikutnya dan melibatkan pihak luar bekerjasama.
Guyubnya Teman Ketapels di Acara Rujakan Ketapels
Dari awal berdiri Ketapels, sebagian besar member adalah Kompasianer senior. Artinya sudah punya jam terbang tinggi, dan kiprahnya di kepenulisan tak diragukan lagi.
Foundernya adalah Bang Gapey Sandy, beliau mantan jurnalis dan peraih Best in Citizen Journalism Kompasianival Awards 2015.
Saya hadir sebagai anak bawang, ikut pada pembentukan Ketapels di kediaman Kang Rifky Feriandi (yang kemudian menjadi ketua  pada awal berdiri).
Tampuk ketua berpindah ke Bang Dzul dua periode, setelah itu kembali ke Kang Rifky barulah bulan Juni 2020 ke saya.
Lepas dari sekedar peralihan ketua, ada yang unik di Ketapels yaitu tentang kekeluargaan. Mungkin karena member kebanyakan senior, dari sisi usia dan pengalaman, jadi berpengaruh pada sikap.
Menurut saya Ketapels seperti miniatur Kompasiana, sejauh pengalaman saya ketika Kompasianer kopdar selalu menghadirkan suasana guyub.
Masih ingat kali pertama bersua Opa Tjiptadinata Effendi, Ayah Thmarin Dahlan (TD), kemudian (alm) Pak. Thamrin Sonata dan semua senior sangat humble dan merangkul saya.
Sebut saja (yang sudah resign) Mbak Wawa, Mas Pendi, Mas Isjet, Mbak Kiki, Mas Raja, Mbak Nur, Mbak Ella Yusuf, Mas Bangkit, Mas Rizky Saragih dan beberapa nama lainnya.
Pun dengan admin yang sekarang masih di K dan kenal, tradisi keakraban seperti melanjutkan kebiasaan dari dulu.
Maka di Ketapels saya menemukan suasana tersebut, sesama member cukup akrab dan kerap berbagi kabar atau aneka informasi.
Berangkat dari hal tersebut, maka dipilih tagline Ketapels adalah Silaturahmi, Berbagi, Inspirasi. Rasanya related dengan semangat kami usung.
--------
Memasuki bulan Agustus, ada yang lain di Ketapels. Yaitu pergantian kepengurusan, diadakan di Mang Kabayan Veteran Bintaro.Â
Kegiatan yang dikemas dalam "Rujakan Ketapels", lagi-lagi acara disupport brand buah Sunpride. Brand yang turut mendukung, ketika acara perdana di tahun ini "Sehat Bersama Ketapels"
Peralihan pengurus yang (sebenarnya) membuat sesak di dada, tetapi seperti biasanya suasana akrab hadir di sepanjang acara.
Saya melihat dua admin baru (Amel dan Erni), yang semula tampak canggung berubah cair setelah ngobrol sepanjang kegiatan.
Keguyuban semoga selalu menjadi nafas di Ketapels, sehingga bisa berkegiatan dengan perasaan senang dan tidak terpaksa.Â
Rujakan Ketapels menjadi salah satu bukti, bahwa kekeluargaan dan suasana guyub masih terjaga.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H