Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berniaga adalah Solusi Mengatasi Pandemi

1 Juli 2020   14:32 Diperbarui: 5 Juli 2020   11:32 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu hadist, yang masih menjadi perdebatan ke-shahihannya. Mungkin sudah akrab di tengah-tengah kita, yaitu "Sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah perniagaan".

Kalau saya pribadi, tidak focus pada keraguan (atau perdebatan) tersebut. Tetapi saya menilik dari sejarah hidup Baginda Nabi, yang semasa muda adalah seorang pedagang ulung.

Rasulullah Muhammad SAW dikenal dengan predikat Al Amin (dapat dipercaya), dan sifat tersebut diterapkan dalam setiap gerak, sikap, dan ucap, termasuk dalam menjalankan perniagaan. 

Nah, semangat dan tindak tanduk berdagang Rasulullah yang musti diserap dan diteladani. Dan dari proses perniagaan saling ridho tersebut, menerbitkan keberkahan pada pedangang dan pembeli.

Jaman bergerak sebegitu perkasa, masa dan peradaban bergulir sedemikian dahsyatnya. Kita umat akhir jaman, disampaikan pada era digital teknologi.

Masa yang sama sekali berbeda, bahkan (sangat mungkin) tidak sampai di pikiran manusia masa silam. Jauh dari angan-angan, atau bayangan nenek moyang kita terdahulu.

Kompasaianer. Siapa yang pernah menyangka, bakal ada benda kotak kecil bernama handphone. Kemudian dari benda ini pula, berhasil mengubah peradaban manusia.

Manusia modern berkreasi dengan online shop, akhirnya kita saat ini berbelanja tanpa beranjak melewati pagar teras rumah.

Kegiatan belanja, bisa dilakukan di tengah kemacetan jalan raya. Belanja bisa sembari rebahan di kursi empuk depan televisi, atau sambil ngobrol santai di teras.

dokpri
dokpri

Cukup dari layar smartphone atau laptop, kegiatan perniagaan bisa dilakukan dan diselesaikan. Orang berbelanja, mulai dari barang kecil sampai besar.

Sebagai pendukung perniagaan, dari layar gawai juga orang menyelesaikan pembayaran melalui perbankan (dinamakan ebanking).

Kita bisa melakukan tranfser pembayaran, untuk pembelian barang dari senilai puluhan ribu sampai (bahkan) puluhan juta.

Ajaibnya, itu semua bisa dilakukan dari rumah !!

Berniaga adalah Solusi Mengatasi Pandemi

Illustrasi gambar diambil sebelum pandemi- dokpri 
Illustrasi gambar diambil sebelum pandemi- dokpri 

Kalau dipikir-pikir, apa sih jualan masa sekarang yang tidak di-online-kan?

Saya punya teman, sales roda empat, sales motor, dan sales perumahan. Mereka  kerap mengupdate website, apabila ada produk baru ditawarkan.

Ada juga teman yang berjualan baju dan aksesoris (kerudung, topi, masker , dsb), memanfaatkan akun medsos sehingga aktif membuat konten.

Istri saya (tidak terlalu akrab internet dan medsos), berjualan online melalui WA Group di lingkungan perumahan dan pertemanan.

Tidak selalu musti punya stock barang baru berjualan, tetapi dengan sistem open order. Sehingga belanja dan menyiapkan dagangan, sesuai jumlah pesanan yang didapatkan.

Di era pandemi saat ini, banyak teman, sahabat, kerabat, dan kenalan yang dirumahkan atau di PHK. Otomatis berkurang pendapatan, dan berdampak pada keberlangsungan periuk dan dapur.

Dan berniaga bisa dijadikan solusi, karena tidak mensyaratkan banyak hal. Kecuali ketekukan dan kesabaran, serta melayani konsumen dengan hal terbaik. Hal demikian bisa dijadikan kesempatan, sekaligus membuktikan manusia makhluk mulia (nyatanya selalu mencari solusi).

----

Kompasianer, melansir data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) bahwa selama masa pandemi  terjadi kehamilan sebanyak 400ribu ibu hamil.

Hal ini sangat dimaklumi, mengingat suami istri memiliki quality time saat diberlakukan Work From Home (WFH) dan kemudian PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Di satu sisi, membuka kesempatan bagi teman teman  yang usaha di bidang keperluan ibu, bayi dan buah hati.

Perniagaan di ceruk ibu, bayi dan anak-anak, tidak akan ada matinya karena (secara logika) setiap pasangan muda pasti menginginkan hadirnya buah hati.

Kebetulan saya ada kenalan, yang sedang merintis usaha di bidang kebutuhan ibu bayi dan buah hati.  Teman ini membuat website kidzi.id, bisa diakses siapapun, kapanpun dan dimanapun (asal ada signal internet).

Barang ditawarkan cukup variatif, mulai dari pakaian anak cowok, pakaian anak cewek, elektronik, furniture & Interior, Activity & Gear, Pregnancy & Maternity dan mainan dan hobby .

dokpri, hasil screenshot
dokpri, hasil screenshot

pic by Ono S
pic by Ono S
Ada satu kanal yang cukup unik yaitu jastrip mengingatkan saya kalau ada teman bepergian kemudian di instastory mengadakan open jastrip.

Kompasianer yang kadang tidak enak menolak teman dibawakan oleh-oleh. Bisa menawarkan sistem jastrip, sehingga tidak dibuat repot membelikan oleh oleh dengan uang sendiri.

Saya ikut senang, ketika diundang saat soft launching. Dan dengan menerapkan protocol kesehatan, sebuah syukuran sederhana diselenggarakan di daerah Alam Sutra. 

Besar harapan, semoga usaha kawan ini menjadi solusi bagi orang banyak.  Dan tentunya menjadi ladang kebaikan, buat semua yang terlibat di perniagaan tersebut.

Namun secanggih apapun cara berniaga diadakan, prinsip menjunjung amanah ( yang dicontohkan Baginda Nabi dengan gelar Al Amin)  musti  selalu dikedepankan. So, Kompasianer, Berdaganglah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun