Ada satu hadist, yang masih menjadi perdebatan ke-shahihannya. Mungkin sudah akrab di tengah-tengah kita, yaitu "Sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah perniagaan".
Kalau saya pribadi, tidak focus pada keraguan (atau perdebatan) tersebut. Tetapi saya menilik dari sejarah hidup Baginda Nabi, yang semasa muda adalah seorang pedagang ulung.
Rasulullah Muhammad SAW dikenal dengan predikat Al Amin (dapat dipercaya), dan sifat tersebut diterapkan dalam setiap gerak, sikap, dan ucap, termasuk dalam menjalankan perniagaan.Â
Nah, semangat dan tindak tanduk berdagang Rasulullah yang musti diserap dan diteladani. Dan dari proses perniagaan saling ridho tersebut, menerbitkan keberkahan pada pedangang dan pembeli.
Jaman bergerak sebegitu perkasa, masa dan peradaban bergulir sedemikian dahsyatnya. Kita umat akhir jaman, disampaikan pada era digital teknologi.
Masa yang sama sekali berbeda, bahkan (sangat mungkin) tidak sampai di pikiran manusia masa silam. Jauh dari angan-angan, atau bayangan nenek moyang kita terdahulu.
Kompasaianer. Siapa yang pernah menyangka, bakal ada benda kotak kecil bernama handphone. Kemudian dari benda ini pula, berhasil mengubah peradaban manusia.
Manusia modern berkreasi dengan online shop, akhirnya kita saat ini berbelanja tanpa beranjak melewati pagar teras rumah.
Kegiatan belanja, bisa dilakukan di tengah kemacetan jalan raya. Belanja bisa sembari rebahan di kursi empuk depan televisi, atau sambil ngobrol santai di teras.