Hari Kebangkitan Nasional, setiap tahun diperingati pada tanggal 20 Mei. Dan hari ini, tepat hari moment bersejarah itu kembali terulang.
Bersamaan dengan bulan suci Ramadan, maka kita bisa memaknai kebangkitan dengan makna ganda. Kebangkitan kesadaran baru, agar kita menjadi manusia yang lebih bermartabat.
Ramadan sekaligus hari Kebangkitan Nasional, bisa dijadikan moment introspeksi, berbenah diri, sekaligus bangkit dari setiap tantangan kita hadapi.
Apalagi, saat ini sedang diberlakuan stay at home dan work from home. akibat merebak pandemi covid-19. Sehingga rasa jenuh dan bosan datang, karena duabulan-an ngendon di rumah.
Kondisi saat ini menjadi tantangan kita semua, untuk tetap produktif berkarya dengan semangat kemanfaatan bagi sekeliling.
-----
Pas-pasan banget, saat ini saya sedang menyelesaikan membaca buku "Rumah Kaca" karya Pramoedya Ananta Toer". Â Di buku ini, diceritakan suasana era kebangkitan di awal abad 20.
Rumah Kaca menjadi buka ke empat, setelah tiga buku sebelumnya (tertralogi Pulau Buru). Yaitu Bumi Manusia (sudah difilmkan), Anak Semua Bangsa dan Jejak Langkah.
Kalau pada tiga judul novel sebelumnya, ditampilkan karakter Minke sebagai tokoh utama dengan perjalanan hidupnya yang kompleks.
Maka pada novel keempat, focus pada tokoh juru arsip yang bernama Pengamanann (double n). Karakter ini sebenarnya bukan karakter baru, karena di novel ketiga (Jejak langkah) sudah dimunculkan.
Pada novel "Rumah Kaca", Minke menjadi representasi pemberontakan pribumi terpelajar. Minke turut serta dalam kongres pemuda di Jogjakarta, dan menggelorakan semangat kebangkitan bersama tokoh lainnya.