*****
Di kampung saya, Pon adalah hari pasaran paling besar, selain pasar utama ada pasar sapi dan pasar kambing yang buka. Sementara hari pasaran kliwon, sedikit agak besar karena yang buka pasar kambing saja.
Selebihnya di tiga hari pasaran lainnya (wage, legi dan pahing), yang berjualan hanya sedikit di pasar utama. Hanya separuhnya penjual yang buka, dan jam pasar cukup singkat (sekitar 4 jam-an saja).
Biasanya tiga hari menjelang lebaran, diadakan prepegan atau pasar besar khusus yang tidak terpengaruh oleh hari pasaran di kampung.
Ibu yang punya warung sembako di pasar, sudah bersiap sejak pertengahan puasa. Yaitu belanja dagangan lebih banyak, dibanding hari-hari sebelumnya.
Mulai gula, mie, telor, minyak, krupuk mentah distock dari minggu kedua ramadan. Dan kemudian setelah saya SMP, kakak ipar (istri dari kakak sulung) setiap prepegan ikut jualan kue kering, dengan membuka lapak di samping lapak ibu.
-----
"Lebaran sekarang sepi" ujar ibu melalui sambungan telepon.
Malam selepas taraweh, ibu mengisahkan yang sedang berlangsung di kampung. Bahwa sudah ada edaran, dan kemudian disampaikan melalui toa dengan mobil keliling.
Bahwa untuk lebaran tahun ini, sementara semua ditahan dulu, tidak usah ada ater-ater, tidak ada prepegan, resik makam dilakukan jauh hari jangan bebarengan.