Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

[Esai Foto] Percaya deh, Mempertahankan Itu Lebih Sulit!

10 Mei 2020   15:17 Diperbarui: 10 Mei 2020   15:19 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah bagian pinggang selesai, kita beralih ke bagian kaki. Masih dengan delapan hitungan (boleh dua atau tiga set) silakan dikreasikan gerakan-gerakan ringan dan tidak berbahaya. Ingat ya, jangan buat gerakan yang memerlukan energi berlebih, mengingat kita sedang puasa -dokpri

Masih seputaran kepala, kali ini ganti gerakan dengan nengok ke kanan dan ke kiri bergantian dengan delapan hitungan (tiga set). Setelah untuk gerakan yang sama, kepala ditahan ketika tengok kanan (delapan hitungan) kemudian berganti tengok kiri dan ditahan delapan hitungan (satu set) dalam kondisi relaks- dokpri
Masih seputaran kepala, kali ini ganti gerakan dengan nengok ke kanan dan ke kiri bergantian dengan delapan hitungan (tiga set). Setelah untuk gerakan yang sama, kepala ditahan ketika tengok kanan (delapan hitungan) kemudian berganti tengok kiri dan ditahan delapan hitungan (satu set) dalam kondisi relaks- dokpri

Gerakan selanjutnya, bergantian kepala didongakkan ke atas dan mengangguk bergantian dalam delapan hitungan (tiga set). Setelah itu dalam posisi kepala mendongak ditahan (delapan hitungan - satu set) dan beralih ditahan saat mengangguk (delapan hitungan -satu set) - Ingat ya, buat se-relaks mungkin. dokpri
Gerakan selanjutnya, bergantian kepala didongakkan ke atas dan mengangguk bergantian dalam delapan hitungan (tiga set). Setelah itu dalam posisi kepala mendongak ditahan (delapan hitungan - satu set) dan beralih ditahan saat mengangguk (delapan hitungan -satu set) - Ingat ya, buat se-relaks mungkin. dokpri
 

Saya teruskan dulu tetang sikap kawatir ibu, yang sangat-sangat  saya maklumi. Dulu di awal merantau, saya pernah membuat perasaan ibu merana.  Di usia jelang duapuluh, perawakan yang sudah kurus berubah tambah cungkring.

Ibu, menampakkan dirinya menjadi orang yang paling sedih kala itu.  Wajar banget, namanya ibu ya begitu.

Ketika mendapati saya liburan dan pulang, ibu langsung masak makanan kesukaan, agar saya makan banyak dan lahap.

"Seminggu sekali, makan pakai lauk ayam atau daging", "Beli susu, jadi tiap pagi bisa diminum" , "Kalau lapar malam-malam, keluar beli nasi goreng atau apa gitu"

Saya hanya menjawab "Iya" dan "Iya", menanggapi petuah ibu.

Padahal masalahnya, bukan tidak mau mengonsumsi, tapi dompet tidak bersahabat untuk membeli makanan disebutkan ibu. Ketika hendak kembali ke kota, ibu membawakan aneka makanan kering buat stok.

-------

kita lanjutkan senamnya dulu ya

Setelah bagian kepala  yang digerakkan, kita beralih ke bagian tangan. Kita bisa memutarkan lengan (delapan hitungan), secara bergantian. Kemudian menggerakkan lengan dengan kombinasi sikut ditekuk (seperti gambar selanjutnya) dengan delapan hitungan tiga set. -dokpri  
Setelah bagian kepala  yang digerakkan, kita beralih ke bagian tangan. Kita bisa memutarkan lengan (delapan hitungan), secara bergantian. Kemudian menggerakkan lengan dengan kombinasi sikut ditekuk (seperti gambar selanjutnya) dengan delapan hitungan tiga set. -dokpri  
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun