Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Tahun Ini, Saatnya Ngabuburit dengan Cara Berbeda

4 Mei 2020   17:22 Diperbarui: 4 Mei 2020   17:21 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar kita. Biasanya nih, ada yang paling dikangenin plus ditunggu-tunggu selama bulan suci Ramadan berlangsung.

Salah satunya adalah ngabuburit.

Kegiatan ini, ada di nyaris semua tempat di bumi pertiwi tercinta. Dari saya masih kecil di daerah pelosok perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah, sampai sekarang beranak pinak di perantauan.

Saya masih ingat, semasa SD disuruh ibu membeli es batu. Meskipun sedang lapar, tapi tetap begitu semangat pergi ke penjual es batu. Kala itu masih jam empat sore, kebayang es syrup yang hendak ibu sediakan.

"Jangan pakai mampir main kemana-mana" pesan ibu.

Benar saja, begitu es sudah dibeli langsung pulang. Meskipun beberapa teman, memanggil mengajak main ini dan itu khas anak-anak.

Kemudian setelah dewasa dan bekerja di kota, saya ngabuburit dengan teman sekantor atau teman satu kost.

Seru lo, ngabuburit selepas waktu ashar itu. Sekaligus mengisi waktu menjelang berbuka. Lambung sudah sedemikain kosong, seolah menjadi puncak puasa hari itu.

Dan biasanya, karena pikiran ini teralihkan pada keseruan ngabuburit. Ngerti-ngerti, sudah terdengar bedug magrib tanda berbuka.

Bahkan saya pernah ikut jualan di arena ngabuburit, menggelar makanan beku dari jam empat sampai jelang berbuka.

Pulang ke rumah, sambil membawa takjil dan anak-anak yang sudah ikutan puasa, begitu antusias membuka bungkusan makanan pembatal puasa.

dokpri
dokpri
-----

Siapa nyana, kekangenan akan suasana ngabuburit. Ternyata sangat dirasakan, beberapa teman yang merantau di luar negeri. 

Ketika saya menangani acara bincang-bincang di Komunitas, narsum yang ada di Beijing, Dubai dan Turkiye menyatakan hal yang sama.

Menurut para diaspora ini, kegiatan ngabuburit hanya bisa didapati dan dirasakan di Indonesia. Di negara lain, puasa ya sekedar puasa saja. Waktunya berbuka, tidak diawali dengan ngabuburit.

Tetapi juga ada, kegiatan buka puasa bersama di adakan kantor atau instansi pemerintahan. Biasanya KBRI (Kedutaan Besar RI)  juga menggelar kegiatan Ramadan, atau beberapa masjid di tempat mereka bermukim.

KBRI Beijing - dok Dany Saputra
KBRI Beijing - dok Dany Saputra
Kalau acara Ramadan di KBRI, bisa menjadi kesempatan sesama perantau yang (merasa) senasib seperjuangan.

Ramadan di manapun itu, selalu penuh suka cita. Bulan penuh berkah, dan setiap ibadah serta kebaikan dilipat gandakan pahala.

Ramadan Tahun ini, Saatnya Ngabuburit dengan Cara Berbeda

Wabah covid-19 sejak awal februari, belum juga berlalu bahkan setelah bulan Ramadan tiba. Maka kegiatan peribadatan terkait puasa, otomatis menyesuaikan.

Saya bersama istri dan anak-anak. sejak hari pertama Ramadan sepakat, menegakkan sholat fardu dan taraweh berjmaah di rumah.

Bahkan untuk sholat jumat, juga terpaksa diganti dengan sholat duhur di rumah. Meski sempat galau, tapi terkuatkan setelah mendapati fatwa dari para alim ulama.

Bahwa hidup, tidak selalu sejalan dengan keidealan dalam pikiran, begitulah kenyataannya. Banyak situasi terjadi, justru diluar harapan dan perkiraan.

Tetapi, mau tak mau musti kita hadapi. Setiap kita musti yakin, bahwa hanya yang terbaik, yang akan dianugrahkan Sang Khaliq bagi umat-NYA.

-----

dokpri
dokpri
Puasa tahun ini, saya berusaha banyak-banyak menggali hikmah. Sembari menengok, perihal ramadan sebelumnya (paling dekat tahun lalu).

Betapa, ngabuburit menjadi arena kalap belanja. Kemudian pas saat berbuka tiba, semua makanan dibeli satu persatu dikunyah hingga kekenyangan (kekenyangan ya, bukan kenyang saja).

Saya kerap menghadiri acara buka puasa bersama, karenanya sering melewatkan sholat maghrib berjamaah. Apalagi taraweh, lebih disepelakan karena berada di tengah perjalanan pulang.

Dengan mudahnya bibir berucap, akan mengganti dengan taraweh sendiri di rumah. Tapi kenyataanya, tidak seperti yang diucapkan. Sampai rumah ngaso atau tidur karena kecapekan.

Maka Ramadan tahun ini, sudah saatnya kita introspeksi diri. Banyak hal utama sumber berkah itu, diabaikan karena kegiatan yang tidak utama.

Seperti ngabuburit atau buka puasa bersama, yang akhirnya melenakan kita dari yang utama (yaitu sholat maghrib, isya dan taraweh berjamaah)

Lalu bagaimana ngabuburit pada puasa tahun ini?

Saya yakin, banyak kegiatan bermanfaat bisa dikerjakan. Misalnya memperbanyak amalan, dengan membaca al quran (apalagi yang punya target one day one juz). Atau bisa diisi dengan membaca buku, atau apapun kegiatan yang bermanfaat.

Saya, menyibukkan diri dengan apa saja. Termasuk membuat video, untuk acara Komunitas. Lumayan lho, kegiatan yang butuh konsentrasi ini, bisa mengalihkan pikiran dari lapar dahaga.

Tau tau, saat berbuka sudah tiba. Dan takjil disediakan yang ada di rumah yang disediakan istri, seperti teh hangat atau buah potong atau rebusan.

Ramadan tahun ini, Saatnya ngabuburit dengan cara berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun