Kondisi wabah Corona seperti saat ini, bisa menjadi kesempatan kita untuk banyak merenung. Introspeksi diri, tentang dosa yang kelewat banyak dilakukan, entah sadar ataupun tidak.
Bahkan ada sekelompok orang, yang merasa menjadi orang baik. Padahal perasaan seperti ini, bukankah berpotensi mengarah kesombongan juga.
Kalau mau berpikir jernih, benar sekali bahwa setan dalam diri manusia, sangat piawai dan pintar berkelit. Bahkan saat manusia meniti jalan pertaubatanpun, sangat mungkin dibelokkan untuk memiliki perasaan menjadi paling soleh.
Kemudian tanpa sadar, si manusia memandang orang lain (yang tidak sekelompok) tidak soleh dan termasuk barisan yang masuk neraka.
Begitulah, namanya juga setan. Makhluk yang terbuat dari api ini, telah menahbiskan diri untuk menggoda manusia.
-------
Ramadan tinggal dua hari lagi, sementara kabar Covid-19 belum juga mereda. Setelah himbauan sholat fardhu dan sholat jumat di rumah, kini himbauan yang sama juga untuk bulan puasa.
Sholat tarawih sudah disarankan dikerjakan rumah, sholat idul fitri juga dilakukan secara mandiri dan menihilkan pulang kampung.
Kondisi seperti sekarang sangat tidak mengenakkan, tetapi bukankah ajaran agama telah memberi keringanan kepada umatnya.
Bahwa kalau sholat tidak bisa di masjid, bisa dilakukan di rumah, bagi yang sakit bisa sholat sambil duduk atau berbaring dan seterusnya.
Saya masih ingat, dengan Ramadan tahun lalu. Beberapa hari menjelang puasa tiba, setidaknya sudah ada undangan berbuka puasa. Seperti biasa, undangan dari beberapa instansi pemerintah atau perusahaan swasta.