Setengah hari kemarin, saya melibatkan diri menjadi relawan. Sebagai tenaga distribusi paket sembako, yang diinisiasi oleh sebuah komunitas Blogger.
Rute pendistribusian, sengaja saya pilih yang tidak jauh-jauh dari rumah---  yaitu seputaran Tangsel.  Cukup dengan sekali jalan bisa selesai,  toh rute dibuat  bisa searah (agar tidak bolak-balik).
Ya, apalagi saya mulai jalan, bersamaan dengan pemberlakuan PSBB di Tangerang Raya (termasuk Tangsel). Mulai hari itu, warga tidak bisa bepergian seleluasa sebelumnya. Saya beberapa kali menemui portal, sehingga terpaksa musti berputar cukup jauh.
Kemudian untuk koordinasi penentuan penerima donasi, pengurus membuat WA Group supaya tidak tumpang tindih.
Banyak cerita menyesakkan dada, sehingga diputuskan saya datang ke beberapa alamat dituju. Mulai dari PHK di tempat pekerjaan, tertutupnya sumber utama pendapatan, beban ekonomi yang menghimpit dan lain sebagainya.
Ada yang sekeluarga terpaksa mengonsumsi mie instan, karena tidak ada bahan olahan yang lain, serta tidak ada uang untuk belanja.
Pada masa sulit seperti saat ini, sebagian besar kita (masyarakat kebanyakan) terdampak dengan ajakan stay at home, work form home atau social distancing.
Bagi yang bukan karyawan dengan gaji bulanan, berada di rumah sama dengan tidak punya pemasukan penghasilan.
-------
Karena belum ada jaminan (dari siapapun dan manapun), tentang kecukupan kebutuhan pokok, pastinya membuat kegalauan menjadi-jadi.