----
"Apakah semua orang memang dikutuk untuk tak bisa mendapatkan impiannya dengan cara yang mudah?" Fahd Pahdepie
Sejatinya (menurut saya), tidak ada yang dikutuk dan mengutuk. Bahwa semua yang diingini, terkesan dipersulit dan dihamparkan tantangan sebelum meraihnya, semua itu demi menguji kesungguhan manusia itu sendiri.
Sudah kodrat manusia, terhadap kepemilikan yang didapatkan dengan susah payah, maka setelah meraih hal tersebut akan dirawat sepenuh hati.
Pun belahan jiwa. Yang untuk mendapatkan, musti dibayar dengan kesabaran dan perjuangan panjang dibarengi kegelisahan tak bertepi.
Belahan jiwa yang untuk menemuinya, sudah tidak terhitung seberapa menjulang kita melangitkan pengharapan. Dan seberapa rela menyediakan telinga dan perasaan, untuk mendengar dan mempersilakan cibiran, nyinyiran atau sindiran menghampiri.
Selalu memiliki prioritas dalam setiap keputusan, tak lain adalah pasangan jiwa yang selalu kita timang perasaan dan hatinya.
Bagi saya, "kutukan" itu, bisa diumpamakan ego diri. Kita sanggup menaklukannya, setelah dilatih dengan serangkaian perjuangan dari semasa belum paham hingga dewasa dan paham dengan sendirinya.
Bagi pecinta yang telah menempuh jalan terjal tuk menjemput belahan jiwa, dia akan selalu merelakan diri mengalahkan kemauannya.
Kompasianer yang masih menghadapi "kutukan" itu, jangan gentar apabila belum menjumpa belahan jiwa. Tetap merawat sabar dan  ikhtiar, agar menjumpa dengan kejutan di ujung penantian. Semoga bermanfaat.