Reff
Bayangkanlah kita semua
Berjalan bersama
Menuju hidup damai sejahtera
Sempatkanlah untuk melihat
Di sekitar kita
Ada kesenjangan antara manusia
Lihat sekitar kita
Kompasianer, yang generasi 80-90- an. Baca lirik di atas, pastinya sambil bersenandung dong. Ya, lagu berjudul "Sekitar Kita" milik Krakatau band, pernah hits di tahun 1992.
Sabtu malam (8/2), Teman Ketapels berkesempatan menyaksikan "A Musical Journey of Krakakatau Band". Acara yang diadakan di Titan Center Bintaro ini, menjadi moment untuk bernostalgia.
Lagu "Sekitar Kita" yang ada di album "Let Be There Life", rupanya menjadi penyelamat saya dari mati gaya. Saya bisa ikut menyanyi dari awal sampai akhir lagu, tanpa satu kata terlewat.

Alhasil saya cukup sebagai penikmat lagu berkualitas dari Krakatu Band, tanpa bisa ikut bernyanyi bersama.
-----
Jelang malam di Titan Center Bintaro, loby gedung yang lokasinya strategis ini (dekat akses pintu Tol) padat dengan fans Krakatau band. Melihat tampilan dan garis di raut para penggemar, saya menaksir sebagian besar berusia di atas 40 tahun (termasuk saya-hehehe).
Krakatau Band dibentuk tahun 1984, kala itu namanya melejit setelah menelurkan album Gemilang pada tahun 1986. Saya masih ingat, lagu ini diputar di TVRI (satu satunya saluran televisi kala itu) di acara Selekta Pop.

Konser dibuka dengan lagu instrumentalia berjudul "Prthvi Mata". Sebagai pengamat musik ala ala, saya jadi punya alasan mengapa Band Krakatau masuk kategori Band berkualitas.
Secara musikalitas, dedikasi masing-masing personal tidak usah diragukan lagi. Siapa tak kenal Indra Lesmana dan Dwiki Darmawan, dua nama ini menjadi jaminan sebuah lagu bisa ngetop. Didukung Budhi Haryono (gitar), Pra B Dharma (bass) dan Gilang Ramadan (drum).
Konon, lagu-lagu dari album Chapter two didedikasikan untuk lingkungan hidup. Pada lagu kedua, Trie Utami naik ke panggung dengan membawakan lagu "Ini Saatnya" kemudian berlanjut dengan "Suasana".
Masih dari album Chapter Two, selain tema lingkungan hidup, ada juga tema kemanusiaan. Pada lagu "sayap- sayap beku" mengisahkan burung yang tidak bebas terbang, karena berada di balik jeruji.
Dilanjutkan dengan lagu berjudul "Rain", dan Iie saat menyampaikan prolognya, bahwa Krakatau tetaplah menjadi rumah bersama.
Seiring perjalanan waktu, terjadi bongkar pasang personil. Tetapi Krakatau menyadarkan, untuk saling memaafkan dan menerima serta melupakan yang lama.

Menangkap suasana yang ada, Trie beberapa kali menyorongkan mike ke penonton untuk bernyanyi. Pada kata "Lihat sekitar kita", menjadi lirik yang dinyanyikan penonton.
Setelah jeda dengan beberapa lagu lainnya, lagu pernah hits berjudul "Kau Datang" membuat semua penonton kembali ikut bernyanyi. Saya punya kenangan dengan "Kau Datang", kala itu masih jelang puber dan sangat ngefans dengan lagu ini.
Kau Datang seketika
Menghayutkan jiwa
Sehingga ku terlena
Sejenak ku merasa
Kau Datang
Demi kebahagiaanku yang kucari
Diam-diam saya semakin takjub, dengan kualitas vocal Trie Utami yang tetap prima di usia setengah abad lebih. Tehnik bernyanyi sangat dikuasai, bisa menaklukkan nada-nada tinggi tanpa kesulitan.
Dan setelah sekian lagu dinyanyikan, tidak tampak terengah-engah atau kecapekan. Pada tubuhnya yang mungil, menyimpan kemampuan olah vocal yang dahsyat.
Selanjutnya lagu Only Dream, sebuah lagu yang gagal release karena dianggap berat oleh produser kala itu. Dilanjutkan lagu berjudul "Cita Pasti" dan lagi-lagi penonton diajak ikut bernyanyi di lagu "La samba Primadona".
Kemudian lagu Hity diambil dari album pertama, meskipun instrumetalia tetapi disukai dan kerap diputar di radio besar kala itu. Penonton masih disuguhkan lagu lawas, yang berjudul imaji, meski di telinga saya familar dengan lagu ini tapi tidak terlalu hapal.

Selang tak berapa lama semua personil Krakatau kembali naik panggung, Indra Lesmana berujar, boleh satu lagu tapi syaratnya semua berdiri dan ikut bernyanyi. Mendengar intronya, saya bisa menebak lagu "Gemilang".
Hari terus berganti
Banyak yang telah terjadi
Diriku kian pasti
Segala kan kuraih
Bila esok menjelang
Bahagiapun kan datang
Bintang di angkasa
Bersinar gemilang
Tempat kutuju
Segala angan dan harapan
Tempat kupadu cita-cita dan impian
Lagu Gemilang akhirnya menjadi pamungkas, "A Musical Journey of Krakatau" malam itu. Meski sangat terkesan, tapi saya merasa ada yang kurang. Lagu berjudul "Kembali Satu", tidak ada di deretan 16 lagu yang dibawakan Krakatau band malam itu.
Sekira tiga jam kami dimanjakan dengan lagu-lagu nostalgia, sekaligus menyadarkan saya bahwa usia telah sedemikian jauh dilalui.
Saya berkaca dan bertanya, hal bermanfaat apa ya yang telah saya lakukan, untuk kenang-kenangan anak cucu saya nanti.
Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI