Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nggak Ada Untungnya Menang Debat dengan Istri (dan Sebaliknya)

1 Februari 2020   22:20 Diperbarui: 2 Februari 2020   15:27 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepiawaian meyakinkan orang lain terbukti, beberapa project yang dihandle membuahkan hasil cukup bagus. Selain gaji bulanan diterima, besaran komisi memotivasi teman sesama marketing,

Tetapi bagaimana jadinya, apabila sikap (terlalu) mempertahankan pendapat juga dibawa dalam kehidupan berumah tangga.

Bahwa mempertahankan pendapat ada benarnya, tetapi dalam hubungan suami istri ada faktor lebih utama dari sekedar logika.

"Tadi pagi, bini tetap bikinin sarapan tetap nyediain kopi, tetep diantar sampai pagar depan rumah," kalimat menjeda kalimatnya dengan menghirup nafas dengan dalam kemudian dihembuskan," tapi rasanya ada yang hambar karena nggak ngobrol sama sekali".

Pada bagian ini saya memendam harap, bisa menjadi pelajaran dan teman ini merubah sikap. Bahwa tidak ada untungnya menghadapi istri, bersikap keukeuh semekeuh dengan pendapat sendiri (meskipun benar).

Berdiskusi dengan istri tidak salah, tetapi metode diterapkan semestinya berbeda. Memilih kalimat lentur dan fleksibel, menghindari perdebatan (apalagi debat kusir). 

Memberi ruang berpikir kepada istri, agar dia terpancing tentang baik dan tidak dari dalam dirinya sendiri.

Nggak ada Untungnya Menang Debat dengan Istri!

Rasulullah SAW bersabda; "Janganlah seorang suami membenci istrinya dengan kebencian yang besar karena dibalik kebencian itu pasti ada sesuatu yang disukai dari sosok istrinya itu"

Pasangan suami istri tetaplah dua pribadi berbeda, meski tinggal satu atap dalam ikatan yang syah secara agama dan hukum.

Perseberangan pendapat adalah keniscayaan, meskipun hal ini sangat bisa dikelola agar tidak berubah menjadi konflik meruncing.

dokpri
dokpri
Cek cok karena perbedaan pendapat wajar, bisa menjadi pembelajaran suami istri saing introspeksi diri.  Berseteru jangan kebablasan, agama melarang melebihi batas tiga  hari suami istri marahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun