Kita, manusia pada umumnya. Selalu saja mencari cara dan atau alasan, untuk menghindarkan diri dari ketidak nyamanan. Maunya yang minim usaha, tetapi hasilnya yang didapatkan optimal.
Wajar saja sih, kita manusia memang memiliki sifat kecenderungan untuk itu. Untungnya ada hukum kehidupan, ada hukum tabur tuai yang membuat manusia menahan diri dan belajar terhadap banyak hal.
Kalau mau dituruti, penginnya setiap hari malas bangun pagi - pagi buta. Enggan berangkat ke tempat kerja, nunggu angkot kemudian berdesak-desakan di transportasi massal.
Apalagi kalau akhir pekan tiba, penginnya bangun molor dan gegoleran di kasur sambil main hendphone. Benar-benar bangkit dari tempat tidur, setelah terik di tengah hari tiba.
Maunya lagi, segala yang disuka dengan bebas bisa didapatkan dan dikonsumsi. Makanan yang mengandung gula, diolah dengan cara digoreng, yang instan dan ada gurih-gurihnya. Pendek kata, semua makanan yang enak di lidah maunya dikonsumsi.
Dan setelah semua yang enak diasup oleh lambung, penginnya bentukan badan tetap ideal alias tidak gendut. Maunya kondisi tubuh tetap fit atau sehat, terhindar dari segala macam penyakit. Begitu seterusnya dan seterusnya.
Tapi tidak semudah itu Ferguso !
![Saya sewaktu gendut- dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/17/mg-0258-5e21676c097f360a6a642013.jpg?t=o&v=770)
Orang dengan kadar kesungguhan yang (hanya) setengah-setengah, hasil yang dicapai juga sekedarnya saja. Sedangkan orang dengan niat dan itikad teguh, Â dia akan lebih siap menghadapi segala tantangan yang mendera.
Pun tekad untuk hidup sehat, semua tak lepas dari seberapa kuat niat seseorang. Dan apabila kita teleah menemukan alasan yang kuat, bukan tidak mungkin tekad itu akan membaja.
Menemukan alasan yang kuat untuk hidup sehat, akan membantu membentuk pola pikir sehingga seseorang memiliki "big goal" hendak diraih.
Seseorang yang berfocus pada big goal, membuat pendirian itu akan susah digoyahkan. Dalam jangka panjang, lazimnya akan berhasil meraih yang dicita-citakan.
------
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/17/img20190314140250-5e2166a4d541df34ed793092.jpg?t=o&v=770)
Saya kerap mendapati diri sendiri, makan menjelang tidur malam. Waktu itu masih merantau di Surabaya, tinggal di kost dekat kampus. Penjual makanan berderet di sepanjang jalan, aneka macam panganan dengan mudah bisa didapatkan.
Jam setengah sembilan, tanpa pikir panjang saya membeli pecel sayur dengan lauk sesuka hati. Kemudian minuman dipilih, adalah es campur dengan syrup merah menyala.
Kalau ada teman datang, saya membeli aneka rupa gorengan plus cabe dan petisnya. Sembari ngobrol ditemani acara teve, semua gorengan bisa tandas dimakan bersama teman.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/17/img-0198-5e216883097f3666617afde2.jpg?t=o&v=770)
Benar juga analogi karung diisi beras padat, persis seperti badan yang melar kemana-mana. Ukuran celana melebar menyesuaikan ukuran pinggang, apalagi baju tidak lagi sanggup menyembunyikan buncit-nya.
Anehnya lagi, sudah sadar akan badan gendut. Saya selalu saja membela keadaan diri sendiri. Bahwa dengan tinggi sekian centimeter, maka bobot tubuh ini tergolong ideal. Kalau kurus muka cenderung pucat dan tidak segar, selain menyiksa diri tubuh penampilan saya seperti orang susah---hehehe.
Ibarat bom waktu, akhirnya saya merasakan dampak dari kebiasaan buruk itu.
Carilah Alasan untuk Hidup Sehat !
Seiring bertambah umur, ketahanan badanpun ada batasnya. Pada saat bobot badan menyentuh kisaran seratus, tubuh ini mulai enggan diajak kompromi. Badan tiba-tiba jatuh sakit, bahkan tangan dan kaki sampai susah sekali digerakkan.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/17/img-20181125-wa0053-5e2165e1d541df0adf4f01e2.jpg?t=o&v=770)
Setelah badan mulai agak enak, segera saya ke dokter dan ahli nutrisi. Keluar dari ruangan keduanya, tiba-tiba saya merasakan bertumbuh tekad kuat untuk berubah. Dan alasan yang paling utama, adalah demi buah hati dan pasangan jiwa.
Yup, akhirnya saya menemukan alasan yang kuat untuk hidup sehat. Saya berusaha sekuat tenaga, mempraktekkan saran dokter dan ahli nutrisi. Setiap kali terbersit niat belok jalan, seketika memori akan rasa sakit dan wajah anak istri muncul.
-----
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/17/cats-kolase-5e2169b4097f3608f3766a94.jpg?t=o&v=770)
Berat badan kadang naik kadang turun, tapi tidak sampai drastis hingga mendekati bobot satu kwintal seperti dulu.
Tetapi alasan kuat itu terus saya pegang, dan alasan ini cara efektif untuk mengerem diri, ketika niat berbelok jalan sedang menggoda di benak.
Salam sehat dan semoga bermanfaat.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI