Jadi kalau ada pernikahan di desa, kemudian tamu yang datang sampai membludak. Hal ini bisa menjadi indikasi, bahwa pemilik hajatan rajin datang ke kondangan. Jadi bagi warga yang malas datang, tunngu saja nantinya balik tidak didatangi saat hajatan.
Bulek saya, termasuk tipe orang yang rajin memenuhi undangan pernikahan. Bahkan untuk untuk undangan beda desa, tak enggan dibela-belain datang. Maka tak heran, pada hajatan pernikahan anaknya dihadiri banyak orang.
Cara mengembalikannya juga sama, kelak ketika saudara (yang menyumbang) menggelar pernikahan untuk anak maka saudara yang berpiutang dibalas.
----
Dulu ketika di awal merantau di ibu kota, beberapa kali saya mendatangi pernikahan teman sekantor. Kemudian hanya satu tahun berteman, saya (atau teman ini) pindah pekerjaan dan lingkaran pertemanan berubah drastis.
Maka ketika saya menikah, terus terang ada kendala saat mengirim undangan kepada teman pernah didatangi. Bisa karena sudah ganti nomor telepon, bisa karena pindah kost dan seterusnya.
Pun teman yang pernah datang ke pernikahan saya, ternyata juga mengalami kebingungan seperti saya alami. Pernah saya bertemu kawan sewaktu bujang, sedang berjalan-jalan bersama istri dan anak-anaknya.
"Kok pas merrid nggak ngundang,"celetuk saya.
"Gue nyariin lo, susahnya minta ampun," balasnya