"Pendapatan itu sifatnya tidak pasti, sementara pengeluaran sifatnya pasti. Sesuatu yang tidak pasti, bertemu dengan sesuatu yang pasti. Salah satu solusinya, adalah pengelolaan yang baik dan bijak", Mada Aryanugraha, Financial Planer
Banyak sekali nama penyanyi, yang pernah atau masih wira wiri di industri musik Indonesia. Ada yang telah menghasilkan album rekaman, ada yang telah pentas di  ratusan show baik on air maupun off air. Ada yang sudah mempunyai lagu hits, baik sebagai penyanyi solo maupun group Band.
Namun coba kalau kita perhatikan, ternyata tidak banyak yang sanggup bertahan dalam rentang waktu panjang. Hanya sedikit nama bertahan, diantaranya Titiek Puspa, Vina Panduwinata, atau yang selalu dikenang (alm) Benyamin Sueb dan (alm) Chryse.
Beberapa nama saya sebutkan, (saya yakin) sudah dikenal sebagaian besar generasi kolonial sampai milenial. Itu terjadi akibat konsistensi dan kesungguhan, buah dari ketekunan dan kesetiaan yang telah dipersembahkan.
Passion adalah gairah dalam melakukan kegiatan, kemudian dibarengi keinginan untuk melakukan yang lebih baik pada kesempatan berikutnya. Lazimnya passion, akan memberi dampak atau pengaruh kepada orang lain.
-----
Acara Kompasiana Nangkring bareng FWD Life, di pekan ketiga bulan duabelas tahun duaribu sembilan belas. Memberi pencerahan pada saya, tentang strategi mengelola keuangan bagi pekerja berdasarkan passion.
Adalah Mada Aryanuhraga, Financial Planer sekaligus narasumber yang memberi wawasan baru itu. Menurut Mada, pendapatan itu sifatnya tidak pasti, sementara pengeluaran sifatnya pasti.
Apabila yang tidak pasti, bertemu dengan sesuatu yang pasti. Maka salah satu solusinya, adalah pengelolaan yang baik dan bijak.
Saya meyakini, beberapa nama disebut di awal artikel, pasti telah menempuh proses panjang yang penuh perjuangan.
Christine Hakim, dalam wawancaranya dengan presenter sebuah televisi swasta menyatakan. Bahwa di semua bidang pekerjaan, tantangan yang dihadapi itu sama. Adalah bagiaman bersetia pada satu bidang pekerjaan, hal demikian sulit dilakukan oleh setiap orang.
Christine mengakui beberapa kali sempat tergoda, untuk berhenti main film dan beralih ke bidang pekerjaan lainnya. Tetapi ketika keinginan itu muncul, sekuat tenaga keinginan itu berusaha ditepis dan dilawannya.
Terhitung 46 tahun sudah kiprahnya di dunia film, menorehkkan namanya menjadi peraih piala citra terbanyak di ajang Festival Film Indonesia.  Rekor  yang belum ada tandingan sampai saat ini, kemudian mendapat pengakuan di dunia internasional.
Pencapaian serupa, juga ditorehkan oleh penyanyi dan pencipta lagu  legendaris eyang Titiek Puspa. Kemudian pencetak banyak lagu hits (kerap dipanggil mama) Vina Panduwinata serta  (alm) Chrisye.
Masih banyak nama diidentikkan dengan bidang ditekuni, misalnya Bunda Theresia sebagai ibu kaum papa, Charlie Caplin, Rowa Atkinson, Pramodya Ananta Toer, Muhammad Ali dan seterusnya -- monggo silakan dilanjutkan.
Mengubah Hobi Menulis Menjadi Passion Itu Berat !
Saya bukanlah siapa siapa, masih sangat jauh dibanding para tokoh hebat saya sebut di atas. Dan sama sekali tidak ada maksud, hendak menyandingkan diri yang tak sebanding.
Tetapi saya sedang belajar tentang konsistensi, belajar dari para tokoh untuk setia di bidang sedang digeluti. Terhitung delapan tahun, melepaskan dari rutinitas sebagai pekerja kantoran.
Kala itu dengan pertimbangan masak, memulai berwirausaha dengan menjadi reseller sebuah produk makanan. Jatuh bangun di awal usaha, sempat berpindah jualan ini dan itu.
Pada tahun ketiga resign, saya menemukan dunia lama tetapi baru yaitu tulis menulis. Melalui blog keroyokan Kompasiana, dan masih bertahan hingga tahun kelima (semoga berumur panjang).
Maka ketika bertemu Kompasiana di tahun 2014, saya seperti diajak menggali kegemaran yang lama tidak saya lakukan. Bakat saja tidak cukup, tetapi musti dilatih, diasah dan dibiasakan setiap hari.
Menurut seorang psikolog, ide atau bakat berperan hanya 1 % untuk mendukung sebuah keberhasilan, sementara 99% sisanya adalah action dan action. Sampai artikel ini dituliskan, saya masih jatuh bangun mengokohkan niat.Â
Saya berusaha berbenah di sana sini, membangun pertemanan dan terus memantaskan diri. Saya seorang kepala keluarga, suami, ayah yang memperjuangkan keluarga tercinta dari menulis.
Baca Juga Artikel ini : Menafkahi Keluarga dari Ngeblog, Kenapa Tidak !
Kompasiana Nangkring Bareng FWD Life-- Menyoal hobi, Mada berpendapat sebaikknya jangan sampai "besar pasak dari pada tiang". Artinya biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi hobi, jangan sampai melebihi pendapatan diterima.
Kalaupun mau, bisa menjadikan hobi sebagai passion. Saya yakin, eyang Titik Puspa dan Mama Vina sebelumnya pasti hobi menyanyi. Tetapi ketika memutuskan menjadi penyanyi, berarti telah menggeser hobi menjadi passion.
Berkat perjuangan tanpa lelah, disertai doa dan kesungguhan, akhirnya semesta menjawab segala upaya telah dilakukan.
Banyak nama telah berhasil di bidang menulis, dan membuka kesempatan tak dinyana sebelumnya. Saya sigap menimba ilmu, dengan datang dan duduk di kelas penulis ternama. Kepada beberapa nama Kompasianer, saya mengakui belajar kepada tulisan dan gaya menulisnya.
Mengandalkan hidup dari passion bukan tanpa resiko, terutama resiko di bidang keuangan. Meskipun ada yang bilang uang bukan segalanya, tetapi semua kebutuhan hidup musti dipenuhi dengan uang.
Penjelasan Fitriannisa Soegiharto, selaku Head of Corporate communication  and CSR FWD Life Indonesia, seperti memberi angin segar kepada saya.  Bahwa proteksi  (baca asuransi) sangat penting, jangan sampai uang yang susah payah dikumpulkan habis untuk biaya rumah sakit.
Bukan proteksi sembarang proteksi, FWD punya produk asuransi khusus olahraga ekstrim. Seperti diving, panjat tebing, paralayang, balap motor dan ekstrim sport lainnya. Bagi kompasianer yang punya passion di ekstrim sport, tidak lagi deg-degan atau was-was dan semakin #BebaskanLangkah.
Passion menulis pun, dijamin tidak terlepas dengan resiko keuangan. Terutama kalau sedang paceklik job, kita dituntut pintar mengelola keuangan. Dan asuransi bisa menjadi solusi, agar bisa menjalani passion menulis dengan tenang tanpa rasa kawatir. Menjadikan menulis, sarana berbagi seperti #FWDBebasBerbagi
-----
Tahun 2019, benar-benar menjadi berkah tak terkira bagi saya. Mendapat anugerah luar biasa, dinobatkan sebagai Kompasianer of The Year 2019, di ajang Kompasianival Awards.
Pencapaian ini benar benar sangat membanggakan dan mengharukan, sekaligus menjadi bahan introspeksi ke dalam diri sendiri. Untuk semakin bersemangat menulis, dan meningkatkan kemampuan di bidang ini.
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H