Meski ada juga kejadian, ketika melihat satu barang tapi saya susah mengingat dari mana benda ini berasal. Kesel saya dengan situasi demikian, biasanya penasaran tak hilang kalau belum berhasil mengingat.
Ada lanjutan dari pernyataan psikolog Rose Mini, yang membuat saya berpikir dalam, (lebih kurang begini) "Seberapa lama kita menyediakan diri, terikat pada satu kejadian yang telah lewat melalui suatu barang. Padahal barang tersebut, tidak terlalu penting untuk dipertahankan."
KBBI, Pelit ; kikir, lokek, orang yang tidak suka memberi (bersedekah). Kepelitan perihal (yang bersifat, berciri) pelit atau kikir, kekikiran.
Sampai tulisan ini dibuat, saya pribadi masih harus banyak belajar dan introspeksi diri. Bolehlah, pada satu atau dua barang dieman-eman.Â
Misalnya benda yang memiliki nilai historis luar biasa, terkait dengan titik balik kehidupan. Atau benda spesial yang diberikan oleh orang paling spesial (bisa orangtua, suami atau istri, sahabat dst)
Tetapi kalau yang dieman-eman pada banyak barang, menurut saya sudah kebablasan. Bagaimana kalau kolektor? hemm, jadi panjang kan urusannya. Saya tegaskan sekali lagi, pelit atau tidak yang lebih tahu yang diri sendiri.
-----
Usut punya usut, anak kecil yang saya temui adalah cucu dari bibi yang pernah bekerja di rumah saya.