Tahun 2019 tinggal menghitung jari, suasana natal dan tahun baru sudah terasa di mana-mana. Di tempat keramaian publik dan di gedung perkantoran, terpasang ornamen khas warna-warni sangat mudah dikenali.
Pohon cemara dengan hiasan bintang di pucuknya, salju buatan dari kapas diawur-awurkan, baju, topi, kaos kaki, kereta dan aksesoris milik santa claus dan seterusnya. Lagu lagu natal diperdengarkan, di banyak tempat dan banyak kesempatan.
Beberapa waktu lalu, saya menghadiri acara di sebuah toko busana di sebuah mall ternama. Terpasang tulisan discount besar-besaan, untuk banyak item yang dipajang. Mbak SPG yang bertugas, menyampaikan sedang ada cuci gudang.
Promo liburan ditawarkan travel agent, mulai pesawat, hotel atau paket wisata. Mau wisata di gunung atau pantai, paket berkemah sekaligus bertualang. Semua pilihan tersedia, tinggal kita ingin pilih yang seperti apa.
Dan liburan semakin komplit, mengingat sekolah anak mulai liburan panjang. Anak saya yang di Pondok seminggu lalu waktunya dijemput, kini banyak menghabiskan waktu di rumah. Tak ketinggalan adiknya, di hari tulisan ini dibuat sekolah sudah menjadwalkan utuk terima raport.Â
Kakak beradik baru masuk sekolah lagi, jelang minggu kedua bulan Januari tahun depan. Bayangkan betapa banyak waktu luang, sayang kalau hanya dihabiskan di rumah saja.
Konon, liburan membantu meningkatkan kualitas kehidupan. Sepulang berlibur, pikiran rileks, hati riang, bisa membuat produktifitas meningkat.
Lalu bagaimana dengan para pekerja lepas atau freelancer, perlukah ikut cuti dan mengambil liburan?
-----
"Di Kantor, para bos sudah gak ada kelihatan, ada yang ke Paris, Ke Jepang, ada yang berangkat umroh. Gue pengin liburan tapi jatah cuti sudah habis" gerutu teman yang karyawan.