Tak jarang, saya (yang masih kecil) mendapati keduanya bersitengang dengan pendapat masing-masing. Saya memergoki Ibu dibuat menangis, pun sebaliknya si suami dibuat kesal dengan sikap keras kepala istrinya.
Tetapi sebesar apapun konflik itu, tidak dijadikan alasan untuk saling merenggang. Keduanya tetap awet dan lekat, hingga satu persatu anak-anak menikah dan mempersembahkan cucu.
Perjalanan biduk rumah tangga orangtua, cukuplah menjadi teladan bagi saya pribadi. Sekecil apapun kilasan kenangan, bisa diambil makna sekaligus pelajaran.
Kemudian menampilkan sikap terbaik kepada pasangan, agar kasih sayang itu bertumbuh, bertunas dan berkembang antara keduanya. Â Kelak estafet kehidupan berumah tangga ini, akan dilanjutkan anak cucu dengan meneladani ayah dan ibunya.
Wallahu'alam- semoga bermanfaat.