Ok, akhirnya saya berhasil melewati tahap awal, sampai di lokasi setengah jam dari jadwal dibuka meja registrasi. Bisa menunaikan subuh berjamaah, panitia telah menyiapkan mushola darurat yang cukup nyaman.Â
Saya membawa bekal buah potong dan air putih hangat, cukuplah untuk mengganjal lambung sekaligus sebagai sarapan sehat. Sampai waktu di garis start tiba, runners siap menunaikan tugasnya menempuh jarak 5 K.
Sekitar seribu pelari, serentak bergerak mengikuti jalur yang telah disiapkan panitia. Rutenya hanya memutari jalanan di seputar gedung Kementrian, tetapi dibuat berkelok-kelok (alias putar balik) supaya jarak 5 K terpenuhi.Â
Dan pada satu kilometer pertama, nafas mulai ngos-ngosan, sementara jarak tempuh masih lumayan jauh. Â Barulah secara alami terseleksi, siapa peserta yang niat lari dan siapa yang setengah-setengah atau yang hanya ikut euforia saja.
Di sinilah kesempatan mengalahkan ego itu datang, saya komit untuk konsisten berlari meski kecil dari garis start sampai garis finish. Meskipun untuk keputusan ini, saya harus menghalau keinginan jalan atau memotong jalur.
Setengah perjalanan terlewati, panitia menyediakan water station, runners bisa melepas haus sebentar. Selepas melepas dahaga, saya mulai menemui peserta yang mulai berjalan secara berkelompok. Ada juga yang jalan santai, beberapa ada yang saya dapati memotong rute ditentukan. Tapi namanya juga fun run, maka tidak berlaku aturan yang kaku, dan panitia sudah mewanti wanti agar peserta tidak memaksakan diri.
Akhirnya saya berhasil mencapai garis finish, masuk kategori peserta yang ada di kelompok tengah. Artinya sebagian runners sudah sampai lebih dulu, sementara sebagian lainnya masih ada di barisan belakang. Saya sangat menikmati, bagaimana segarnya kondisi tubuh setelah berlari. Yaitu ketika keringat mengucur deras keluar dari pori pori, ketika darah terasa mengalir dengan lancarnya. Dua kaki ini selonjoran di pelataran, sembari duduk santai tanpa alas bersama pelari lainnya.
Air putih yang diberikan di garis akhir, menjadi penawar lelah dan dahaga. Buah pisang disediakan panitia, membuat tenaga kembali dicharge setelah terkuras. Pagi itu saya merasakan manfaat ganda, selain fisik yang ditempa juga ego diri yang dikalahkan.