Tetapi ada yang secara kasat mata, sepertinya semua berjalan normal dan baik- baik saja, tetapi justru perasaan tidak nyaman ibu terhadap bayinya tetap saja hadir.
Saya mendengarkan kisah penuh inspiratif, dari Novy Yulianti founder Motherhope Indonesia, yang dulu pernah mengalami depresi pascamelahirkan.
Periode 2012-2015, menjadi tiga tahun yang berat buat Ibu Novi, karena dia sempat kehilangan minat terhadap bayinya. Pernah punya keinginan membuang bayi sendiri, dan saban hari melempar bayi (untungnya di atas kasur).
Saya, ayah awam yang sayang pada anak istri, ingin sekali mengetahui penyebab hingga terjadi hal seperti ini.
Ya, hal ini dimulai dari rasa cemas selama masa kehamilan, kemudian rasa cemas berlanjut pasca melahirkan.
Melahirkan dengan operasi caesar, membuat ibu Novi merasa tidak bisa menjadi ibu yang seutuhnya. Keadaan pascaoperasi, tidak memungkinkan untuk si ibu bisa menggendong anak sendiri.
Ditambah lagi situasi tidak mengenakkan, ternyata mendapati ASI tidak keluar, sehingga tidak bisa menyusui.Â
Keadaan semakin parah, ketika mendengar komentar (baik sengaja atau tidak) dari orang atau kenalan atau teman yang bertemu dan mempermasalahkan kondisi tidak ideal tersebut (misalnya masalah ASI).
"Salah saya, saat itu saya menutup diri" ujar Ibu Novy.
Karena tidak mau berbagi cerita, maka suami sama sekali tidak mengetahui hal ini. Semua di permukaan terlihat wajar dan berjalan dengan baik- baik saja, padahal menyimpan pedang yang siap melukai.