Perempuan dengan wajah memendam lara, tak juga beranjak mendampingi lelaki yang telah membuat hidupnya nelangsa. Â Ketika suami perkasa yang kini memasuki usia senja, raganya melemah dihinggapi sakit ini dan sakit itu. Kekuatan bersemanyam di tubuh yang dulu gempal, perlahan sirna digerus perjalanan waktu.
Perempuan semasa muda kerap disakiti , geming dalam sikap setia dan tak lelah mengurus suami layaknya mengurus kanak-kanak. Perempuan yang diabaikan dari sikap ramah, tetap bertahan mendampingi disaat tubuh suaminya tak berdaya. Entahlah, terbuat dari apa hati perempuan ini.
Sementara anak-anak yang diperjuangkan, kini telah berkeluarga dan mempersembahkan cucu sebagai penghiburan kakek dan neneknya. Keteguhan demi keteguhan, sungguh menjadi inspirasi sekaligus contoh bagi saya.
Ya, memang tidak ada pernikahan yang ideal, yang ada adalah suami dan atau istri yang sedang berproses dan belajar untuk terus menyesuaikan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H