Malam tak terlupakan itu, saya menemukan pencerahan, bahwa saya harus segera merubah pola makan dan gaya hidup, agar bisa sehat dan bersama istri bisa mengantar anak-anak hingga dewasa. Ya, "Big Goal" saya adalah anak-anak dan istri.
Setelah diperiksa dokter dan ahli nutrisi, saran mereka adalah 'DIET" (sama seperti teman yang kisahnya ada di awal tulisan). Dan sejak saat itu, saya melawan nafsu, ketika berhadapan dengan aneka makanan (gorengan, tepung, gula, santan) mendadak otak langsung bekerja.
Saya memikirkan, benefit (kesehatan) apa yang didapatkan kalau saya mengambil makanan yang tersaji di depan mata. Kalau ujung-ujungnya adalah sakit (seperti pernah dialami), maka saya memilih minggir dari makanan tersebut dan mencari makanan aman.
Atas Sikap ini, saya diuntungkan karena terhindar dari antre makanan. Pada saat orang berjajar rapi di meja makanan utama, saya melipir ke meja buah yang relatif sepi dan mengambil minum air putih. Setelah meja makan utama sepi, bisa memilih mengambil sayur atau lauk diolah tanpa minyak.
Setelah mengatur pola makan dan memilih jenis asupan, saya memiliki jadwal rutin olahraga (biasanya akhir pekan). Saran dokter, diet musti dilakukan menyeluruh, tidak hanya pola akan tetapi juga gaya hidup sehat diterapkan (misalnya olahraga).
Apakah semua berjalan lancar? OO tentu tidak. Sejak mulai diet tiga tahun lalu, berat badan saya naik turun (meski tidak sampai obesitas seperti sebelum diet). Dan untuk mengembalikan semangat, maka saya mengingatkan diri dengan big goal pernah dicanangkan.
-----
Saya scroll komentar di status FB teman, kebanyakan mereka menyemangati agar bisa memilih yang terbaik (entah operasi atau diet).
"Mbak, smoga segera pulih yaa---Amin. Mungkin bisa dicoba, membuat BIG Goal dalam menjalani diet. Misalnya ingin sehat, agar bisa melihat dan mengantar anak tumbuh dewasa dan bisa mandiri" saran saya di kolom komentar status teman.