Dari awal merantau, saya termasuk anggota "Komunitas Pecinta Mudik dengan Transportasi Massal" (nama komunitasnya becanda yak). Saya mudik dengan Bus, Kereta Api, Pesawat Terbang, sependek ingatan saya, baru sekali mudik lebaran naik mobil.
Pun ketika (alhamdulillah) dimudahkan urusan bisa membeli roda empat, saya tetap memilih mudik dengan naik kendaraan umum dan mobil ditinggal di garasi rumah. Entahlah, saya (termasuk orang yang keder-an) enggan nyetir jarak jauh apalagi yang sampai ke luar kota (apa saya saja yang kayak gini ya). Mobil di rumah biasanya dipakai untuk jalan di seputaran Jabodetabek, pernah sekali sampai Bandung dan Banten.
Setiap pulang kampung, saya sangat menikmati suasananya, mulai dari keseruan berburu tiket murah, bersiap-siap dengan barang bawaan, bergegas ke stasiun atau bandara, sampai perjalanan menuju tujuan.
Baca : Tidak Ada Duka, Suasana Setiap Mudik Selalu Berbeda dan Seru ! Â
Setiap kegiatan mudik selalu menghadirkan cerita baru, bisa berkumpul, bercengkrama dan bersilaturahmi dengan keluarga besar. Mudik dengan kendaraan masal, memiliki tantangan tersendiri, yaitu (setelah sampai tujuan) musti mencari kendaraan kecil yang mengantar sampai rumah. Kebetulan kampung saya posisinya nanggung, tidak dijadikan lintasan kendaraan besar (bus/ kereta). jadi musti ke stasiun, terminal atau Bandara terdekat, kemudian nyambung dengan kendaraan kecil.
Tapi sekarang zaman serba canggih, urusan mudik tak perlu bersusah payah karena sudah ada aplikasi, bahkan dari pesan dan membeli tiket kemudiab sapai tempat tujuan ada aplikasi andalan.
Aplilasi Andalan Saat Libur Mudik
Era digital, memudahkan manusia memenuhi aneka kebutuhan. Sekarang semua serba online, memungkinkan orang mendapatkan keinginannya melalui layar smartphone.
Nyaris semua keperluan kini tersedia aplikasinya, mulai kebutuhan transportasi, pemesanan dan antar makanan, beres-beres rumah, konsultasi kesehatan dan lain sebagainya. Menyoal mudik versi saya, setidaknya ada beberapa aplikasi yang musti ada, sangat membantu melancarkan keperluan di kampung halaman.
Aplikasi OJOL (Ojek Online)
Sesuai jadwal di tiket, kereta kami dari stasiun Gambir jalan jam 17.00 wib, dan sampai Madiun masih dini hari (sekira jam 1 lebih). Tidak ada lagi yang bisa diharapkan menjemput, mengingat kakak tertua (yang sudah punya tiga cucu) sudah dilarang nyetir dan keluar dini hari.
Tapi saya tidak kawatir, bahwa setiap masalah selalu muncul dengan solusinya, termasuk dengan tidak dijemputnya kami oleh pakde, ada yang bisa kami jagain. Dan taraaaa, Grab atau Gojek kini sudah beroperasi sampai Madiun.
Masalah tarif, ternyata lebih murah dibanding ojek pangkalan (baik mobil atau motor), kalau tidak tersedia virtual money (GoPay atau Ovo) bisa bayar pakai Cash (saya sarankan sebaiknya pakai Fopay atau Ovo-- harga lebih murah)
Enaknya menggunakan jasa ojek online, tidak perlu tarik urat untuk tawar menawar harga (sehingga tidak kawatir kemahalan). Maka dua aplikasi ojek online ini, Â bisa dijadikan andalan ketika pulang kampung (selama ini sering saya digunakan untuk berkegiatan di ibukota).Â
So, sampai sekarang, saya belum kepikiran untuk uninstal aplikasi dua aplikasi ojol ini, pasalnya sangat membantu ketika pulang ke kampung halaman.
Aplikasi Perbankan
Saya punya pengalaman menjadi koordinator acara blogger, selepas kewajiban selesai, ratusan blogger musti dibayarkan kewajibannya. Bisa dibayangkan, pasti butuh waktu khusus untuk mentransfer ke banyak rekening, kalau musti pergi ke ATM (mau tak mau) orang lain akan antre di belakang kita dan lama-lama jadi sungkan.
Â
Sejak memakai e-banking, saya tidak perlu melakukan transfer secara manual (pergi ke ATM), cukup melalui aplikasi e-banking untuk berbagai keperluan perbankan. Enaknya, dengan e-banking saya bisa transfer kapan saja, termasuk memanfaatkan bonus kuota dari provider langganan yaitu pada dini hari (01.00 -- 06.00)
Aplikasi e-banking, sangat membantu untuk membayar pembelian tiket kereta, tagihan listrik bulanan, membeli pulsa atau kuota internet, membayar online shop dan lain sebagainya. Tidak hanya sekedar bayar membayar lho, aplikasi perbankan, bisa digunakan untuk membuka rekening baru tanpa pergi ke kantor cabang, tarik tunai tanpa kartu dan lain sebagainya.
 Baca ; Sudah Nggak Zaman, Buka Rekening Musti Pergi ke Bank Â
Media Sosial
Masih ingat donk, pada tanggal 21-22 mei 2019 yang lalu, buntut dari kerusuhan yang terjadi di depan kantor Bawaslu, maka aplikasi Watsup, Instagram dan Facebook menjadi lemot (untung twitter tidak ikutan). Banyak netizen mendadak galau di tweet, dalam cuitan-nya menyatakan bahwa hidup rasanya tidak lengkap tanpa media sosial (medsos).
Bagaimanapun, medsos ibarat pedang bermata dua, di satu sisi bisa bermanfaat di sisi yang lain bisa mengandung mudhorot. Semua tergantung penggunanya, bagaimana menyikapi dan memanfaatkan media sosial secara bijaksana agar memetik manfaat.
Terkait moment libur mudik lebaran, pasti donk pengin berbagi keseruan dan kebahagiaan bersilaturahmi di kampung halaman. Dan medsos, adalah tempat yang pas untuk membagikan keseruan itu.
Bertemu orangtua, sanak saudara, sanak kerabat, sahabat dan teman-teman lama, mantan gebetan #eh, teman musuhan selama SD atau SMP. Coba perhatikan beranda medsos di hari pertama lebaran (usai sholat idul fitri), saya berani tebak, akan bertebaran foto monumental khas lebaran yaitu foto bareng keluarga besar.
Keesokan harinya, di medsos unggahan foto berganti dengan foto bareng teman-teman SMP atau SMA (bisanya pada reunian). Duh, senengnya mengabadikan moment, terimakasih banget buat medsos (khususnya Om Max).
Aplikasi pendukung
Bagi saya, tiga aplikasi utama di atas cukup menonjol dan saya gunakan nyaris saban hari. Selain tiga di atas, ada beberapa aplikasi saya install, namun sifatnya hanya pendukung.
Seperti aplikasi untuk modifikasi atau kolase gambar, aplikasi jasa logistik (jarang banget saya pakai), aplikasi pembuatan vlog, online shop, konsultasi dokter dan beberapa aplikasi lain. Sejauh ini, saya saya sangat terbantu dengan aneka aplikasi yang saya instal sesuai kebutuhan.
----
"Ayah, kita mudik tanggal berapa" tanya sulung saya
Tahun ini insyaallah saya mudik, namun tidak pas dengan hari lebaran, karena tahun ini jadwal lebaran di rumah mertua. Dan betapa praktisnya, saya bisa membeli tiket melalui aplikasi. Lebraran tahun ini, otomatis semua keperluan mudik saya (mungkin Kompasianer sama), terselesaikan cukup dari layar smartphone, kurang enak apa coba.Â
Tanpa terasa hari ini masuk hari ke duapuluh sembilan bulan Ramadan, bagi Kompasianer yang sedang di perjalanan mudik hati-hati ya, yang nyetir mobil biar nggak nyasar, jangan lupa pakai google map (aplikasi juga kan).
Selamat mudik dan sampai jumpa lagi- Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H