Sampai terminal tujuan (Maospati), biasanya setengah jam sebelum adzan subuh, sementara bus kecil menuju kampung Hanafi, tersedia selepas sholat ditunaikan.Â
Sebelum naik Bus, tak lupa Hanafi mampir ke pasar di dekat terminal, membeli buah tangan untuk orangtua -- biasanya kue lebaran. Tak lupa, Hanafi juga menyiapkan bingkisan lebaran, berupa barang (misal mukena atau sarung) untuk kedua orangtua.
Baca : Mukena Spesial, Bingkisan Lebaran yang Pertama untuk Ibunda
"Matur suwun le, Kamu bisa pulang saja, sudah lebih dari cukup" ujar ibu
Bingkisan yang tidak seberapa dibawa anak muda itu, nanti akan diganti berlebih oleh sang ibu, ketika Hanafi kembali ke tempat merantau, Kardus bertuliskan produk air mineral diikat rapi jali dengan tali rafia, toples berisi kue khas kampung, beberapa kotak abon sapi, sambal kacang dan makanan awet lainnya memenuhi dalam kardus.
Lumayan, sebagai anak kost, bawaan dari ibu saat balik ke kota, ternyata sangat bisa menghemat pengeluaran, setidaknya sampai satu bulan kedepan. Tinggal membeli nasi putih (tanpa lauk), ditambah sayur seperlunya.Â
-----
Mudik Galau, juga pernah dirasakan Hanafi, ketika awal merantau di Ibukota, kala itu bujangan ini justru menawarkan diri kerja lembur saat lebaran.
Masa-masa penuh keengganan pulang kampung bertepatan dengan hari raya, sempat maju mudur antara mudik dan tetap di tanah rantau.