Saya baru menyadari, ternyata kebiasaan di Pondok kala itu namanya liwetan, dan tradisi liwetan kini kembali ngetren tidak hanya di Pondok tapi di jamuan kebersamaan.
Liwetan, Cara Ampuh Merawat Kebersamaan dalam Keberagaman
Pengumuman !! Hari Sabtu minggu ini, mohon semua anggota keluarga, bisa kumpul di rumah yangti jam 16.00, untuk acara buka puasa bersama. Tanpa terasa, Ramadan masuk minggu ketiga, admin di group WA keluarga memposting pengumuman acara bukber.
Istri sebagai penggerak WA group keluarga, terbilang aktif ber-inisiatif mengadakan kegiatan untuk mempertemukan enam bersaudara. Kebetulan kami berenam tinggal di seputaran Jabodetabek (satu di Cilegon), sehingga tidak terlalu kesulitan berkumpul.
Dan konsep bukber sore itu adalah liwetan, agar tidak perlu repot masak sendiri, kami memesan makanan dari kenalan dengan dana dari patungan. Liwetan juga terbilang praktis, karena tidak perlu cuci piring setelah acara selesai.
Dan, akhirnya waktu bukber keluarga yang dinanti tiba juga. Satu persatu saudara datang, kakak yang tinggal paling jauh datang lebih awal. Menyusul satu persatu berdatangan, ada satu kakak yang datang persis ketika adzan maghrib berkumandang.
Sepanjang kegiatan bukber berlangsung, tidak ada satupun tema obrolan yang menyerempet politik, padahal ada satu kakak (suami istri) nyaleg pada pemilu tahun ini. Kalaupun di televisi (tisak sengaja) ada berita tentang pilpres, kami lebih memilih tidak membahas, satu diantara kami segera membuka pembicaraan lain.
Saya beruntung, punya keluarga yang saling menghargai satu dengan yang lain, kondisi ini memang harus diciptakan. Bahwa keberagaman pilihan adalah keniscayaan, kita yang musti menjadikan keberagaman sebagai keadaan yang wajar.
Jangan sampai perbedaan yang ada, justru menjadi muasal perpecahan, karena kita hidup tidak hari ini saja. Sangat mungkin, suatu saat kita membutuhkan bantuan dari orang yang berbeda (pilihan Capres) dengan kita.
Selamat berpuasa, tetap semangat sampai hari terakhir ya, salam Kompasiana.