"Mungkin akibat sampah, ikannya tidak leluasa berkembang" Abdillah beranalisa. Kondisi ini tentu sangat disayangkan, sampah membuat kualitas air danau menjadi kurang bagus, berdampak pada ekosistem yang ada di dalam danau (termasuk ikan)
Hal yang sama, juga dirasakan Anjar, yang sehari-hari berprofesi sebagai driver ojek online, Â pria lajang ini menyalurkan hobi mancing kalau libur narik (biasanya hari minggu). "Hari Senin sampai Sabtu, saya narik dari jam delapan pagi sampai duhur, abis itu pulang, makan dan sholat duhur, narik lagi sampai sore" kisahnya.
Senada dengan Abdillah, Anjar merasakan, saat ini Ikan di Situ Gintung jauh berkurang, terbukti sambil ngobrol dengan saya, hampir lima belas menit berselang, umpan di kailnya sama sekali belum disentuh ikan.
Selain di Situ Gintung, Anjar, pria kelahiran Ciputat 21 tahun lalu ini, suka melampiaskan hobi memancing di Situ Bungur yang ada di Pondok Ranji Ciputat. "Kalau memancing, saya suka bareng abang saya Pak" jelasnya.
Menurut sejarah, menangkap ikan sudah dikenal sejak jaman dahulu, sekira sepuluh ribu tahun yang lalu. hal ini dibuktikan dari peninggalan arkeologi, yang ada di goa-goa di Eropa, ditemukan tulang belulang, mata kail dan lukisan jaman batu di dalam goa.
Tehnik menangkap ikan mulai beragam, pada masa Neolitik (4.000- 8.000 tahun yang lalu) berkembang menjadi tehnik yang lebih modern. Cara pengolahan ikan hasil tangkapan, dilakukan dengan pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan pengasapan.
Memancing, juga bisa membuat menunggu waktu berpuasa tidak terasa, saat melongok jarum jam sudah mendekati maghrib, dan para pemancing mulai memberesi pancingnya. Tampak dari kejauhan, Anjar yang berkemas, sementara Pak Abdillah menghalau dua buah hatinya beranjak pulang.
- Selamat berpuasa, salam hangat-