"Lingkar pinggang ideal laki-kai 90 cm dan lingkar pinggang ideal perempuan 80 cm"
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD- KEMD, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI),
Assalamualaikum Kompasianer's, tanpa terasa, hari ini  kita memasuki hari ke delapan bulan Ramadan 1440 Hijriah. Semoga ibadah puasa Kompasianer's lancar, dan kita terus meluruskan niat. Ya, niatkan puasa hanya untuk ibadah dan semata-mata mendekatkan diri kepada Alloh SWT, sedangkan yang lainnya (misalnya sehat, langsing) biarlah menjadi bonus.
Setelah pernah sakit, pada tahun 2016 saya mulai menjalani diet, di tahun pertama diet cukup berhasil, tahun setelahnya berat badan mulai naik turun seperti yoyo (tapi tidak sampai obesitas seperti sedia kala). Betapa konsisten, ternyata butuh perjuangan yang kontinyu dan ajeg, sikap konsisten musti dirawat kalau kita terlena berpotensi kembali ke kebiasaan lama.
Selain niat utama beribadah, puasa tahun ini saya juga bertekad meluruskan pola makan yang (rasa-rasanya) sudah mulai melenceng dari kebiasaan awal diet. Caranya dengan mengurangi (drastis) konsumsi nasi, menggantinya dengan sumber karbohidrat selain nasi (konon nasi banyak mengandung glukosa)
Dan sebagai alternatif pengganti, pilihan saya adalah ubi atau singkong, terhitung dari awal puasa saya sudah membeli dua kali total 4 kilogram ubi (sampai sahur pagi tadi belum habis) Â
Sebelum menulis lebih jauh tentang konsumsi ubi, kita sudah tahu bahwa karbohidrat terbagi menjadi dua jenis yaitu karbohirat sederhana dan karbohidrat komplek. Karbohidrat sederhana, terdiri dari gula dasar yang mudah dicerna, umumnya sudah diolah dan ditambahkan gula dasar, larbohodrat sederhana tidak baik apabila dikonsumsi berlebihan (misalnya, kue kering, syrup, Puding, Jus, Soda, Permen dan sebagainya)
Sampai di sini jelas ya, perbedaan dua jenis karbohidrat, dan umbi-umbian (termasuk ubi) masuk kategori karbohidrat kompleks.
------