"Berat Mana, 1 kg besi dengan 1 kg kapas?"
"Samaaaa" serentak kami menjawab
"Baik, berati berhak mendapat discount "
Sambutan unik saya dapati di Ludens Cafe, begitu Ketapels datang, sejenak setelah duduk dan satu diantara kami diminta mengambil gulungan kertas kecil berisi pertanyaan. Selepas menjawab kuis dan dinyatakan benar, kami dinyatakan berhak mendapat potongan harga, barulah daftar menu diserahkan, kami bisa memesan makanan hendak disantap.
Setelah pesanan makanan dicatat petugas, sambil menunggu, disediakan aneka permainan lainnya, seperti lego, halma, monopoli, ular tangga, catur dan lain sebagainya. Menurut Setiadi Liem, Manager Event Ludens Cafe, tema permainan akan diganti secara berkala, setelah ini akan ada tema permainan tradisonal seperti congklak dan sebagainya.
------
Nah, Ludens Cafe menjadi jujugan Ketapels Review, pada hari minggu, sekaligus hari terakhir di bulan Sya'ban, malamnya sudah taraweh hari pertama. Dua belas member Ketapels, mendatangi Cafe Ludens di daerah Medang, Gading Serpong - Tangerang, Banten (tidak terlalu jauh dari Kampus UMN)
Sambutan pertama yang kami terima cukup anti mainstrem, Maryono Reso (Manager Personalia) memberikan kuis berhadiah discount 15%. Sambil masing-masing kami memesan makanan, camilan berupa pisang goreng, tempe tepung dan tahu isi disajikan untuk dinikmati sambil menunggu pesanan disiapkan.
Seiring berjalannya waktu, Maryono bertemu dengan Bayu Murdiyanto dan Setiadi Liem, keduanya adalah guru di sebuah sekolah swasta di daerah BSD Tangsel. "Anak saya, Owen, dulu muridnya Bapak" sergah Mey Agatha, member Ketapels yang terkenal on time dan (super) tegas ini. "O, Owen, Iya saya kenal," tukas Setiadi
Melihat tiga kepala kelurga ini, saya seperti bercermin pada diri sendiri, bahwa pada satu titik kita musti berani mengambil keputusan besar. Maryono, Setiadi dan Bayu, telah berani mengambil langkah baru dan berani resign atau keluar dari zona nyaman -- keputusan yang sama saya ambil tujuh tahun silam.
Perjuangan sebenarnya, dimulai setelah keluar dari zona nyaman tersebut, namun saya yakin Maryono sudah membuktikan ketangguhan (karena resign beberapa tahun lebih dulu) Sementara Setiadi dan Bayu, keduanya belum lama resign, namun rasa percaya diri dan optimisnya begitu mengemuka, sangat cukup dijadikan modal berwirausaha.Â
Kata Ludens diambil dari bahasa latin, artinya bermain atau permainan, maka tak mengherankan, pertama kami sampai kesan bermain saya bisa rasakan melalui kuis. Menurut Setiadi, pada dasarnya manusia suka bermain, bahkan sampai dewasa, semua tantangan yang kita hadapi dalam hidup ini (sebenarnya) tak lebih dari permainan juga.
Cafe yang dikonsep lesehan, Â tampak belum sepenuhnya rampung dikerjakan, di bagian atas plafonnya masih terbuka. Kedatangan Ketapels, bertepatan dengan hari pertama pembukaan, setelah tanggal 27 April soft opening diisi tester makanan. Kami mengitari meja yang dibuat dari potongan papan, duduk di atas rumput yang terbuat dari bahan sintetik.
Lokasi Ludens Cafe dulunya adalah Ayam Kelaten, milik Maryono, setelah joint Setiadi dan Bayu Murdiyanto berubah konsep tiga dalam satu (3 in 1). Ludens, menggabungkan Cafe, Bars dan Distro, pengunjung diajak menikmati one stop shopping, tidak hannya datang dan bersantap makanan.
Pengunjung bisa membeli souvenir (aneka merchandise) ala Ludens Cafe, bahkan bisa memesan dengan design khusus, untuk dibawa pulang setelah selesai bersantap di Cafe.
Pada saat Ketapels datang, tersedia kopi Gayo, kopi Banyumas dan Kopi Muria. Biji kopi tersebut, disulap menjadi aneka minuman. Seperti Kopi susu, Cappucino, Espresso. Kopi Jahe , Moccachino. Kopi rempah, Kopi Tubruk, V60 dan Vietnam Drip.
Mungkin, Kompasianer mengercitkan dahi, saat membaca V60, jenis kopi apa itu, atau bagaimana cara meraciknya. Nama V60, diadaptasi dari salah satu filter yang digunakan untuk merack kopi, untuk mendapatkan taste yang maksimal.
Untuk menu makanan, tersedia makanan khas Indonesia, seperti Rawon, Gado-gado, Ayam Geprek Panggang, Shabu-shabu Tom Yum, Shabu-shabu Soup, Sosis Panggang dan beberapa menu lainnya. Dan saya memesan Gado-gado untuk makan siang di Ludens Cafe.
Monggo, Kompasianer's yang ingin berkunjung ke Ludens Cafe, bisa ke Jl Permata Medang B1/ 12, Gading Serpong Tangerang---biar mudah search di google map---.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H