Mengantar Anak Berangkat Sekolah
Saya pribadi, sangat menikmati aktivitas mengantar anak berangkat sekolah. saat anak-anak memeluk saya dari belakang, tangan-tangan kecil mendekap erat pinggang ini. Saya sangat enggan melewatkan kebersamaan, biasanya memanfaatkan dengan ngobrol apa saja, topik yang terlintas di benak agar suasana cair.
"Adik, itu yang naik motor di depan, teman kamu?"
"Bukan, itu kakak kelas" Apapun jawabanya bukan masalah, yang penting kami bisa ngobrol, kadang bahasan melebar kemana suka.
Biasanya obrolan baru berhenti, setelah roda dua kami naiki melambat, antre dengan motor lain memasuki halaman sekolah, Setelah si kecil turun, hidung mungilnya bertemu dengan punggung tangan si ayah, "Belajar yang rajin ya nak" pesan saya.
Saya tak langsung pergi, mengamati kaki kecil melangkah menuju kelas, sampai tubuhnya hilang dibalik pintu ruangan.
Ketika Ayah Pulang Kerja
Sebagai freelancer, jam kerja saya tidak berpatokan pada office hour, kadang saya pulang tengah malam, kadang bisa pulang cepat. Ada satu hal saya perhatikan, kebiasaan anak-anak menunggu ayahnya pulang, dan saya membaca apa yang di batin mereka, yaitu mengharap oleh-oleh.
Maka sebelum sampai rumah, saya meyempatkan diri mampir ke warung terdekat, sekedar membelikan wafer atau biscuit atau camilan kesukaan anak. Hanya keluar uang dua tiga ribu saja, tetapi bahwa cara ini terbukti manjur, membuat hati anak gembira dan berbunga-bunga.