-------Â
Beda jaman beda kebiasaan, kemajuan teknologi mempermudah akses informasi, termasuk informasi tentang pengasuhan. Saya penggemar buku genre parenting, beberapa buku tentang pengasuhan saya miliki, membahas hubungan anak dan orangtua.
Sebagai ayah, saya tidak menjaga jarak dengan anak, tak segan meluangkan waktu pergi berdua, bercerita dari hati ke hati dan bersenda gurau. Dua anak saya lumayan dekat, tidak canggung ngobrol dan bercanda dengan ayahnya, bahkan sesekali curhat dengan apa yang dialami (saya yakin ayah lain melakukan hal serupa).
Sayapun berusaha tidak mau ketinggalan moment, menyimak dan menanggapi dengan sungguh, ketika anak berbicara agar dia nyaman dan tidak diabaikan keberadaannya. Kedekatan orangtua dan anak, bisa dibangun setiap saat dalam keseharian, melalui komunikasi dan interaksi yang terjalin dua arah.
Menurut saya, semua waktu sebenarnya bisa disulap, tetapi (bagi saya) ada saat-saat romantis bisa dimanfaatkan, guna menambah kedekatan antara orangtua dan anak.
Kapan saja itu ?
Bangun Tidur Pagi Hari
"Kakak/ adik, bungun yuk sholat, sudah adzan subuh tuh." Bagi kaum muslim, subuh adalah waktu keemasan beribadah, suasana hening menghadirkan kekhusyukan. Bayangkan, ketika pikiran anak-anak masih dalam keadaan kosong di pagi hari, disambut ajakan beribadah dan yang mengajak adalah orangtuanya.
Niscaya di benaknya akan tertanam kuat, keutamaan menegakkan sholat lima waktu, dan orang terdekat mereka (ayah dan ibu) yang akan diingat (karena yang mengajak). Subuh yang syahdu, akan menjadi saat untuk membangun kedekatan, dimulai wudhu bersama sholat berjamaah (bagi pria dianjurkan di masjid).
Moment ini akan membekas, akan dicontoh dan (semoga) dijadikan kebiasaan anak-anak hingga mereka dewasa dan berumah tangga. Bukan tidak mungkin, kebiasaan ini akan menjadi warisan kebiasaan, kelak setalah orangtua tiada, selalu dihadirkan dalam doa waktu subuh