Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dampak Negatif Tubuh Gemuk, Sebenarnya Lebih dari Sekadar Perudungan

31 Maret 2019   08:31 Diperbarui: 4 April 2019   06:13 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekira awal tahun 2000-an, di televisi swasta ada talkshow "Angin Malam" yang cukup terkenal, dan saya adalah salah satu pemirsa setia tayangan tersebut. Acara ini tayang seminggu sekali (setiap sabtu malam), membahas tema unik sedang happening serta menghadirkan narasumber kredibel.

Keberhasilan talkshow, tentu tidak bisa dilepaskan dari peran si pembawa acaranya yang pintar menghadirkan suasana santai namun sarat pesan. Dewi Hughes adalah presenter pintar itu, namanya meroket seiring ketenaran acara bincang-bincang tersebut.

Saya dibuat salut, Hughes (saat itu) dengan tubuh tambunnya, berhasil menggeser cara pandang masyarakat tentang kata cantik. Perempuan kelahiran Tabanan Bali berhasil membuktikan, bahwa dunia televisi tidak melulu diisi perempuan langsing dengan body proporsional.

Dengan bobot tubuh di atas seratus kilogram pun, tetap bisa tampil tanpa harus menjadi bahan celaan dan candaan di televisi. Seperti kita tahu, program televisi kita pada umumnya menjadikan fisik (tubuh gendut) sebagai obyek penderita untuk menaikan rating.

Hughes membuktikan, bahwa perempuan dengan tubuh gemuk, boleh tampil pintar dan cerdas, tidak untuk dilecehkan. Kemudian image "big is beatiful" sontak sempat disematkan, sekaligus membangkitkan semangat perempuan bertubuh gemuk tampil ke depan.

Hughes menjadi ikon "gemuk dan cantik", laris tampil sebagai bintang tamu di berbagai acara televisi, menyusul punya beberapa acara televisi lain.

Tidak hanya berkibar di layar gelas, Hughes juga dipercaya menjadi duta dari beberapa Kementrian (satu diantara Kemen PPPA).

Kiprahnya terus berkembang, pernah berbicara di forum internasional dan disejajarkan dengan penyanyi dunia sekelas Ricky Martin dan tokoh dunia lainnya.

Sebagai penikmat  setia acara Angin Malam, kala itu tubuh ini sedang gemuk-gemuknya, saya terpengaruh dan merasa fine-fine saja. Saya berpendapat bahwa tubuh gemuk, tetap nyaman dan bisa berprestasi, jadi kenapa harus dipermasalahkan, mengapa harus dikuruskan.

Sama sekali tidak pernah terbersit niat, merubah kebiasaan lama, seperti nguyah gorengan sambil nonton teve di malam hari. Kebiasaan konsumsi gula (melalui syrup dsb) tidak saya hentikan, tidak peduli  badan meskipun tubuh membengkak dan baju lama tak lagi muat dipakai.

Dampak Tubuh Gemuk Tidak Sekadar Perudungan

Apakah saya mengalami Perudungan atau bully ? O, sudah pasti saya mengalami, meskipun perudungan (biasanya) dibalut dengan guyon. Karena dari sisi umur saya terbilang sudah cukup dewasa, maka bisa menepis perudungan dan tidak merasa terganggu.

Saya tetap berkawan akrab dengan pembully, bisa membahas masalah pekerjaan, bisa hangout bareng tanpa terusik masalah bully. Mungkin karena sama-sama dewasa, pembuly tahu tempat dan waktu untuk guyon atau serius, jadi perudungan benar-benar saya anggap murni joke.

Sampai akhirnya saya dibuat pangling, pada satu dua tahun belakangan Dewi Hughes tampil semakin langsing dan terlihat lebih muda. Rasa penasaran mendadak mengemuka, pengin tahu alasan dibalik transformasi besar-besaran dilakukan perempuan yang punya program diet kenyang.

sumber orami.co.id
sumber orami.co.id

Hasil dari googling dan kepoin youtube, saya menyimpulkan jawaban, bahwa tubuh gemuk sempat membuat Hughes tersiksa. Pernah mengalami masa sakit nyeri di bagian tubuh tertentu, sehingga musti rutin diberi obat untuk menghilangkan nyeri tersebut.

Dia juga pernah kesulitan bangkit dari posisi jongkok, sehingga butuh orang lain untuk membantu menarik dua tangganya agar bisa berdiri. Rupanya rasa sakit yang sangat inilah, menjadi titik balik Hughes bertekad untuk segera merubah gaya hidup dan pola makan.

Artikel terakhir saya baca, Hughes berhasil menurunkan berat badan dari 151 kg menjadi 59 kilogram dalam waktu sekira dua tahun. Di usianya yang merangkak menuju 50 tahun, Hughes membagikan tips diet kenyang dan berhasil menginspirasi saya.

Btw, saya pernah mengalami hal serupa, tidak bisa bangkit dari ranjang dan itu membuat saya move on dari kebiasaan lama, apalagi ditambah melihat vlog Diet Kenyang.

-----

Dampak gemuk, sesungguhnya lebih dari sekadar perudungan. Ada akibat lain lebih fatal, dan itu yang merasakan si pemilik tubuh gemuk itu sendiri. Adalah sakit dirasakan sekujur tubuh, akibat asupan yang dikonsumsi terlalu berlebih, sehingga dampaknya baru terasa setelah mencapai puncaknya.

Masalah perudungan, dengan mudah bisa kita tangani seiring bertambahnya usia, kita dengan mudah bisa  mengabaikan omongan para pem-bully. Toh kita hidup, dihargai karena hasil karya kita, sama sekali tidak tergantung omongan para pem-bully atau orang yang tidak suka.

Tapi rasa sakit akibat gemuk, tentu tidak bisa kita abaikan begitu saja, karena akan berpengaruh pada produktivitas dan kegiatan sehari-hari. Tubuh gemuk memang tidak salah dan tidak dosa, tapi kalau mengganggu kesehatan yang menanggung akibatnya kita sendiri kan.

Saya sendiri mengakui, bahwa menurunkan berat badan memang perlu komitmen yang kuat, namanya  mood manusia suka naik turun. Tapi hal ini tidak menjadi alasan, untuk tidak mencoba dan terus mencoba, karena tujuan menurunkan berat badan adalah sehat.

Dampak fatal dari gemuk sebenarnya, adalah lebih dari sekedar bully. - Smoga Bermanfaat- 

Yuk hidup sehat- dokpri
Yuk hidup sehat- dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun