"Jaman gini, era emansipasi wanita sudah berlangsung lama, masa ada  perempuan malah pengin jadi Ibu rumah tangga," pria paruh baya berwajah oriental menceracau, "kalau gitu, ngapain dulu sekolah tinggi-tinggi."
Duduk di depan lelaki ini saya geming tak bersahut, kebetulan kami saling mengenal (meski tidak terlalu akrab) dan saya cukup tahu wataknya yang keras sekeras batu.
Dulu semasa berjaya, beberapa kali saya mendapat order pemasangan iklan dari lelaki ini, sekali kontrak bisa langsung enam bulan kadang satu tahun.
Kebanyakan kliennya Pemerintah Daerah, materi promosi pariwisata ditayangkan (setahu saya) untuk penayangan di beberapa media sekaligus.Â
Iklan terakhir seingat saya tentang event fun bike, kemudian setelah itu kami (sekira satu tahun) tidak berinteraksi sama sekali -- pernah coba hubungi, terindikasi nomor telepon bapak ini ganti.
Hingga satu saat terbetik kabar, ramai diberitakan media, bahwa pejabat daerah (yang iklannya pasang di beberapa media - termasuk media saya) tersangkut kasus korupsi.
Siang itu, tiba-tiba ada telepon masuk, melihat nomor berderet di layar, ternyata belum saya simpan "Hallo mas, apa kabar" ujar suara dari seberang sesaat setelah diangkat.Â
Meski terbilang lama tidak berkomunikasi, saya mengenal suara ini, "Hallo Pak, Alhamdulillah kabar baik" balas saya
Kami ngobrol basa-basi seperlunya, sesekali menyinggung masalah pekerjaan dan kemudian membuat janji untuk ngobrol lebih panjang.
-------