Kini setelah dua orangtua sudah meninggal, rumah tangga anak manja berakhir dengan perceraian saya tidak tahu sekarang di mana anak ini tinggal
Salah mendidik anak, ternyata memiliki dampak dan pengaruh besar pada hari depannya, ketika tiba anak-anak harus lepas pergi. Pembelaan demi pembelaan (atas nama sayang) tidak ada guna, kadang malah menjerumuskan anak pada kerapuhan mental dan psikis.
Anak-anak yang tidak kunjung mandiri, (saya yakin)pasti ada peran orangtua di dalamnya membuat kondisi berlarut-larut. Mengekspresikan rasa sayang, tidak identik dengan melindungi setiap waktu, memberi uang setiap kali anak membutuhkan.
Ada kalanya kita harus tegas pada anak, pada keadaan tertantu berlaku tega anak menghadapi onak duri perjalanan hidupnya sendiri (demi kebaikannya) .
Pun dalam hal pembullyan, kondisi ini sangat bisa dijadikan sarana menguatkan mental anak terhadap kenyataan hidup. Bahwa pembullyan, bisa kita jadikan cara melatih anak, menyelesaikan masalahnya sendiri, sementara kita cukup menjadi saksi proses itu.
Orangtua tidak perlu repot-repot, turun tangan berurusan dengan pembully. Cukup memberi kepercayaan pada anak, bahwa dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.Â
Orangtua dibutuhkan sebagai supporting, memberi masukan dan nasehat, bagaimana anak mengambil sikap dan keputusan saat menghadapi pembuly.
Memotivasi anak bisa menjadi cara penguatan, menyadarkan bahwa mereka tangguh laksana burung elang yang memendam kekuatan.Â
Seekor elang musti menyadari, bahwa dirinya punya cengkraman kuat, paruh yang kokoh dan kepak sayap yang perkasa.
Bangkitkan kesadaran elang pada anak, bahwa mereka sanggup terbang menembus langit, melihat dunia dengan lebih luas dan indahnya.