Kalau hujan deras semalam saja, paginya air sungai meluap dibarengi muntabnya aneka rupa sampah termasuk sampah plastik. (-)
Sontak jalanan komplek berubah macet, banyak roda empat (milik penghuni yang rumahnya kebanjiran) parkir di tanah lapang tidak terkena banjir.
Sebagian sampah ada yang nyangkut dan sebagian lainnya hanyut dan mengalir bermuara di laut bebas, berdampak pada ekosistem di dalamnya.
Ikan-ikan tidak bisa bebas berenang, polusi air tidak bisa disangkal, padahal binatang laut itu nantinya dikonsumsi manusia.
Bersyukur, pengurus RT cukup sigap, mengajukan proposal ke Pemda untuk pengerukan sungai dan membangun tanggul di bantaran sungai dan membuat bank sampah.
Pengerukan dan pembangunan tanggul saja tidak cukup, Pak RT membuat program sadar lingkungan menghentikan kebiasaan membuang sampah di sungai.
Upaya Kecil Tapi Sangat Berguna
Menurut data total sampah dari Sustainable Waste Indonesia (SWI), sampah plastik menyumbang 14%, sampah organik 60%, sampah kertas 9%, metal 4.3% dan sampah lainnya sebanyak 12.7%. Hanya sekitar 10% Â saja sampah plastik di Indonesia ter-collect, sisanya lari ke laut melalui aliran sungai.
Mengatasi permasalahan sampah, Pemerintah mulai serius dengan mencanangkan target mengurangi 70% sampah plastik di laut tahun 2025.
Target besar ini tak bisa dilakukan Pemerintah sendiri, butuh dukungan dari semua stake holder dan peran masyarakat dari lingkungan terkecil.