"Kota dengan jumlah penduduk di atas satu juta, harusnya punya angkutan massal," ujar  Zulfikri, Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, pada acara FGD 'Pembangunan LRT Jabodebek & Sumsel untuk siapa?'
Rabu sore minggu dua bulan Februari, Kompasianer hadir di acara keren yang diadakan KemenHub bekerjasama dengan Warta Kota.
Menurut Zukfikri, Pembangunan LRT diatur dari Perpres, dan pengadaan transportasi massal, akan membawa dampak bagi efisiensi dalam hal ; penggunaan lahan, penggunaan energi dan efektifitas dibanding menyetir kendaraan pribadi.
Sebagai kota megapolitan, Jakarta terbilang lambat dalam pengadaan LRT, sementara Filiphina dan Singapore sudah lebih dulu punya MRT.Â
Sukses LRT justru diawali dari kota mpek-mpek Palembang Sumsel, digunakan bertepatan digelarnya beberapa cabor Asian Games 2018. LRT Palembang, berkontribusi dalam perpindahan orang dan diketahui 2500 atlet, official, media dari 32 negara, dari sisi promosi sudah sangat sukses.
"Tujuan pengadaan LRT untuk meningkatkan kualitas hidup,' jelas Pundjung Setya Brata, Direktur Operasional II, PT Adhi Karya.
Depo LRT terkoneksi antarmoda, sehingga pengguna LRT bisa transit dan melanjutkan perjalanan dengan Commuter Line, Transjakarta atau transportasi publik lainnya
LRT yang diproduksi oleh INKA Madiun ini, didesign sangat praktis, untuk sekali perjalanan satu arah bisa mengangkut 26 ribu penumpang (kalau bolak balik berarti kali dua).
Paket 1, rute Cibubur -- Cawang progres 78, 4% Â (tanpa proses pembebasan tanah)