Saya penganut paham untuk mengedepankan kebahagiaan keluarga dibanding kepentingan yang lainnya. Artinya semua ada waktunya, jangan sampai kita terlalu fokus pada pekerjaan sampai-sampai mengorbankan anak istri.
Padahal tujuan utama bekerja, kan untuk membahagiakan anak istri, kalau justru diperbudak pekerjaan jadinya salah juga -- kecuali sesekali masih bisa ditoleransi.
Saya berusaha menggunakan waktu kerja se-optimal mungkin, mengerahkan kemampuan sebisanya untuk menghasilkan yang optimal juga. Namun ketika sedang bersama keluarga, saya tidak ingin (sering-sering) mengurangi kualitas kebersamaan dengan menyambi kerja.
Analogi 'sedia payung sebelum hujan' terasa pas, bahwa proteksi (dalam hal ini diibaratkan payung) perlu disediakan sebelum hujan benar-benar turun. Karena kalau kita tidak menyiapkan proteksi, sewaktu-waktu terjadi hal kurang mengenakkan, ujung-ujungnya stres datang juga kan.
Perlindungan Jiwa sebagai Solusi
Masa depan anak perlu direncanakan sejak dini dan asuransi menjadi bisa solusi untuk perlindungan jiwa sebagai aset paling berharga.
Kita mungkin sudah tidak asing, dengan produk asuransi konvensional, seperti asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan dan jenis asuransi lazimnya.
Produk Allianz Payor Protection & Spouse Payor Protection cukup unik, karena mempertimbangkan keberlangsungan perlindungan kesehatan seperti penyakit kritis bagi anak dalam polis melalui pambayaran premi rutin, ketika si pemegang polis sudah tidak bersama keluarga dicintai.
Jadi apabila pemegang polis sudah tidak bersama orang dicintai, premi tetap dibayarkan oleh Allianz hingga seolah-olah mencapai usia 65 tahun saat pemegang polis atau pasangannya meninggal karena sakit atau kecelakaan.
Manfaat berupa santunan penyakit kritis, perlindungan kesehatan anak tidak serta merta terhenti akibat polis tidak dibayar atau batal.