Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Atraksi Barongsai dan Pengalaman Imlek Perdana

5 Februari 2019   10:41 Diperbarui: 5 Februari 2019   11:39 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Reog Cino iku, rek" tebak satu teman dengan logat suroboyoan

atraksi barongsai di sebuah pusat perbelanjaan -dokpri
atraksi barongsai di sebuah pusat perbelanjaan -dokpri
Sekelompok anak muda bermata sipit, dengan kaos seragam warna merah menyala dengan huruf kanji warna putih di bagian belakang. Mereka memakai celana putih gombrong ( mirip celana pangsi khas Betawi), di pinggang melilit kain warna hitam sebagai pengganti sabuk.

Masing - masing mempunyai tugas memegang alat musik, tempo nada dari perpaduan tiga alat musik terasa membangkitkan semangat.

Musik dimainkan mengiringi, sebuah atraksi naga buatan (beberapa saat setelah selesai, saya baru tahu namanya barongsai) yang dikendalikan dua orang.

Satu orang di bagian depan bertindak sebagai kepala naga, satu orang lainnya di ekor, mereka bekerjasama dengan kompak dan apiknya.

Naga dengan rumbai-rumbai warna merah putih kuning, memenuhi sepanjang badan hingga ekor, setiap gerakan membuat rumbai bergoyang begitu cantiknya.

Sungguh, saya benar-benar dibuat takjub, tidak sembarang orang mampu beratraksi segesit dan sekompak pemain barongsai. Keduanya musti menekan ego, tidak boleh merasa unggul dan pengin terlihat lebih, karena keduanya menjadi kesatuan.

Hari itu, bulan februari (seingat saya) tahun 2001, menjadi pengalaman pertama, menyaksikan barongsai di hari Imlek. Pusat perbelanjaan di Surabaya berhias, dipasang ornamen lampion, pohon berdaun merah dengan gantungan amplop kecil warna senada, dan ornamen khas lainnya.

Petugas di tempat keramaian publik berbusana khas Cici dan Koko, membuat suasana peringatan imlek semakin meriah dan terasa khidmat.

ornamen Imlek- dokpri
ornamen Imlek- dokpri
Selepas Orde Baru tumbang, dilanjutkan Presiden BJ Habibie, kemudian Gus Dur sebagai Presiden ke 4 Republik Indonesia. Pada pemerintahan Gus Dur, rupanya membawa angin segar (terutama) bagi saudara kita warga Tiong Hwa merayakan Imlek.

Melalui Kepres no. 6 /2000, Imlek dijadikan sebagai hari libur fakultatif (bagi yang merayakan). Hal ini menjadi tonggak bersejarah. Akhirnya Imlek dirayakan secara terbuka dan berlaku nasional, saudara kita warga Tiong Hwa bisa bersuka cita menyambut tahun barunya.

Barongsai dan Suka Cita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun