Dalam sebuah majelis ilmu, ustad Yusuf Mansyur (YM) pernah mengibaratkan sedekah tidak ubahnya dengan sebuah peluang. Sang ustad menganjurkan, kalau ada kesempatan bersedekah sebaiknya ditunaikan, seperti halnya ikut lomba agar punya peluang dan bisa mendapatkan hadiah.
Karena kalau kita tidak memanfaatkan (peluang sedekah tersebut), akan ada orang lain yang akan mengambil kesempatan (bersedekah) tersebut.
Perhatikan saja, tempat ibadah dan panti asuhan tidak ada yang tutup atau bangkrut, meskipun (misalnya) Â kita tidak pernah menyumbang sepeserpun.
Masjid yang dipugar dan dibangun, tetap bisa selesai dan berdiri megah meskipun (misalnya) kita mengabaikan kotak sumbangan pembangunan. Masjid yang ada di kampung saya (di pelosok Jawa timur), selesai juga dibangun padahal warga kebanyakan petani dan pedagang kecil.
Kesimpulannya (masih kata YM), akan selalu ada orang lain yang digerakkan hati bersedekah, dan mengambil peluang meraih kemuliaan.
-00oo00-
Beberapa hari ini  ramai diperbincangkan di medsos, nama Aditya Prayoga pencetus rumah makan gratis di daerah Gunung Puteri Bogor.Â
Adit sendiri seorang penjual murotal (radio berisi rekaman mengaji Al Quran), sabun serta pakaian keliling, dengan penghasilan tidak menentu setiap hari.
Pernah dalam sehari, barang jualan tidak laku sehingga pulang dengan tangan hampa.Â
Hingga ada satu kejadian menggerakkan hati, bertemu nenek 92 tahun mencari rongsokan. Si nenek hidup sebatang kara, Â kalau tidak memulung maka tidak makan.Â