Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tantangan Tinggal di Rumah Kontrakan

15 Januari 2019   05:15 Diperbarui: 15 Januari 2019   17:18 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
Dulu saat kami hendak mengontrak, ibu saya mewanti-wanti, sebaiknya bersikap sewajarnya saja dengan sesama penghuni kontrakan. Jangan terlalu akrab dan jangan terlalu menjaga jarak, memilih bersikap biasa-biasa saja, untuk meminimalisir terjadi konflik dengan sesama penghuni kontrakan.

"kalau ada apa-apa, utamakan keluargamu dulu" pesan ibu. Petuah ini saya pegang dan nyatanya manjur, selama ngontrak kami tidak pernah punya konflik.

Menyikapi Tamu
Bisa saja kita berada pada situasi mengesalkan, kalau ada penghuni lain yang kerap mengajak teman dan atau saudara berkunjung dan menginap.

Tempat parkir menjadi penuh sesak, suasana menjadi lebih ramai dan berisik (karena kelamaan ngobrol), yang paling kasihan bagi penghuni yang mempunyai bayi.

Kalau si penghuni (yang suka berisik) segera sadar tidak masalah, tapi kalau bersikap cuek dan tidak peduli sikap keberatan penghuni lain, masalah bisa bertambah panjang. Kalau ada yang berniat menegur, sebaiknya  jangan sendirian. ajak satu dua penghuni lain, sampaikan keberatan secara bersama dengan baik-baik.

Kalau tanggapan penghuni (yang berisik) masih saja membandel, tidak ada cara lain kecuali melibatkan tuan rumah, untuk turun tangan secara langsung.

Mengelola Pikiran Sendiri
Kalau ada yang bilang, bahwa musuh paling berat adalah diri sendiri, itu benar adanya. Karena yang menentukan setiap keputusan dan tindakan, adalah diri sendiri adalah pikiran sendiri.

Tinggal di rumah kontrakan, dengan segenap tantangan dan kondisi tidak mengenakkan, setiap orang akan memiliki output berbeda. Ada yang menanggapi masalah dengan serius dan memicu stres, ada pula yang menguatkan mental dan menumbuhkan sikap dewasa.

Menghadapi perilaku orang di sekitar, kita dituntut bisa mengelola pikiran, agar menyikapi setiap keadaan dengan baik, sehingga bisa memetik benefit dari setiap persoalan.

----0o0o0----

Sudah kodratnya, manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Selalu saja kurang  dan kurang, karena selain ruh manusia juga memiliki hawa nafsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun